Berat memang nama penyakit yg disandang peserta diriku ini. Butuh persiapan kondisi fisik, psikis, dan materi keluarga untuk perawatannya.

Dua bulan sudah berlalu di RS. M. Djamil Padang. Kemo terapi pilihan dokter untuk penyembuhannya. Setiap sekali seminggu, Ia harus menjalani ini.

Kondisi ekonomi keluarga sangat pantas untuk diberikan perhatian. BPJS memang, namun tentu itu hanya sebatas pengobatan. Untuk kali pertama membawa berobat saja, minjam dulu uang tetangga.

Rumah Singgah adalah tempat yg disarankan Dokter untuknya. Sungguh mulia pemerhati yg memberikan tempat utk berteduh. Setelah dikemo terapi selama tiga hari, ia akan beristirahat di Rumah Singgah. Begitu minggu berikutnya. Enam belas kali kemo harus dijalaninya. Hari ini sdh memasuki minggu ke-empat.

Segera setelah usai kegiatan. Aku menelepon orang tuanya. Alhamdulillah aku diberikan kesempatan lagi utk bertemu dengan peserta didikku.

Lorong rumah sakit satu persatu kulalui. Jam besuk sdh habis. Ku coba merayu petugas. Yaps...berhasil sampai di ruangan khusus kemo. Sesuatu yang berbeda kali ini. Anakku gemuk, seperti tak ada penyakitnya. Ternyata karena pengaruh obat.

Selang infus untuk memasukkan cairan mamatikan itu, masih terpasang di tangannya. Rambutnya tak sehelaipun yg nampak. Rontok, katanya. Perlahan diambilnya topi, saat aku ingin mendokumentasikannya. Hmmmmm.....anak bujangku pemalu juga.

Support sehat dan nasihat selalu aku titipkan setiap kali menemuinya. Ia anak baik, penghafal Al-Quran lagi. Subhanallah..... Semoga cepat sembuh anakku. Lawan terus penyakitmu dengan ayat-ayat Allah.....

Semoga nanti ada sang penolong menghampiri.

Semangat sehat.

(Cerita hati di sepanjang perjalanan pulang ke Pasaman Barat)