GUNANTO MOTIVATRUST

Gunanto YPI Al Azhar Kebayoran Baru Jakarta FB : Gunanto Suprapto IG : mr.gunanto Channel Youtube : GUNANTO MOTIVATRUST...

Selengkapnya
Navigasi Web
392. DUKU RASA KOKOSAN

392. DUKU RASA KOKOSAN

Ulasan saya kali ini terkait pengalaman yang sangat berharga dan layak saya tulis.

Suatu ketika, pada musim duku, saya membeli sekilo duku kepad pedagang pinggir jalan yang memajang papan bertuliskan Duku Palembang Asli. Setelah diberi sebuah duku untuk dicoba gratis, rasanya menang sangat manis. Dalam benak saya wajar kalau harganya cukup mahal. Akhirnya saya memutuskan untuk membeli sekilo. Sesampai di rumah, duku dimakan bersama keluarga dan tidak ada kesan lain kecuali memang rasannya manis. Puaslah pokonya. Beberapa hari kemudian, saya membeli lagi beberpa kilo kepada pedagang yang sama, dan masih kembali mendapatkan duku yang rasanya tidak beda dengan yang pernah dibeli pertama. Dalam suatu acar besar keluarga, karena akan kehadiran banyak saudara, saya membeli duku dalam jumlah besar. Dengan pengalaman sebelumnya yang tidak pernah kecewa, saya membeli dalam bentuk keranjang. Ya, satu kerangjang yang kata si pedagang semuanya duku yang sama. Tanpa curiga, saya membeli dengan harga yang sesuai dengan timbangan. Kerangjang duku itu dilapisi beberapa helai daun pisang dan terikat tali rafia di bagian atasnya. Setelah saya membayarnya, saya mecoba mengambil beberapa biah bagian atas yang terjangkau. Dan ternyata rasanya memang manis seperti sebelumnya. Kerangjang duku segera saya bawa pulang, dan oleh keluarga dibagikan kepada saudara yang sudah hadir dengan piring-piring plastik. Sepintas tak ada kecurigaan saya, sebagian piring sudah habis, dan sebagian lain terlihat bekas kunyahan yang tidak jadi dimakan. Itu ada di beberap piring. Salah satu saudara bertanya beli di mana dukunya. Saya jawab beli di pinggir jalan langganan. Saya masih bertahan dengan alasan bahwa rasanya manis. Namun, saya kaget ada saudara yang menyatakan bahwa dukunya asam. Setelah saya coba, benar saja rasanya asam tidak seperti biasanya. Setelah saya teliti, memang beberapa buah duku yang rasanya asam berbeda warna kulit dan bentuknya. duku yang manis kulitnya kuning tua dan bentuknya lebih sempurna. Sedangka yang rasanya asam, kulitnya kuning pucat dan bentuknya agak lonjong dan kecil. Sepintas, bagi orang awam seperti saya, tidak bisa membedakan keduanya. Saya kumpulkanlah duku yang aam dengan mengenali ciri fisiknya. Terkumpullah dalam sebuah baskom besar yang kurang lebih mencapai 2 kilogram. Dari sini bisa saya simpulkan, 8 kilogram duku dalam keranjang itu, ternyata 2 kilogramnya adalah duku yang asam, yang tak lain adalah kokosan. Kokosan adalah buah serumpun dengan duku namun beda rasa. Jika duku rasanya manis, maka kokosan cenderung asam. Pedagang mencampurnya dan menjualnya dalam paket besar. Sebuah strategi mengelabui pembeli.

Kalau kita simah, maka ada yang kurang dari pendahang tadi. Niatnya baik bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga, namun caranya yang salah. Ia lupa bahwa setiap pekerjaan harus menerapkan adab. Adabnya halal dan thoyib. Berjualan dengan cara yang ebnar dan barang yang dijual juga harus baik dan bermanfaat. Saya yakin pedagang itu sendiri tidak mau memakan kokosan, dan lebih senang memakan duku yang manis. Tapi ia masih menjual sesuatu yang ia sendiri tidak menyukainya kepada orang lain. Harganya pun disamakan dengan harga barang yang bagus. Jelas ada keuntungan yang besar ia dapatkan. Jual beli memang sah saat terjadi transaksi. tetapi pedagang sudah mendesain kebohongan publik. Adab seperti inilah yang perlu terus dimiliki oleh siapapun. Pedagang punya adab, pembelipun juga harus punya adab.

Mari kita renungkan, hal lain yang hampir mirip dengan cerita di atas. Tidak ada kehidupan manusia yang terlepas dai adab. Karena luhurnya adab ini, maka hal yang utama dimiliki adalah adab dan dapat dilanjutkan dengan ilmu-ilmu lain. Siapapun kita berpeluang membangun peradaban sekaligus penghancurnya. Mana yang kita pilih? Semuanya terserah Anda. Allah sudah memberikan kunci dan rumusnya. Namun, jika sesuai dengan perintah Allah, maka jadilah sebagai pembangun peradaban bukan sebaliknya.

Salam sukses, salam motivatrust.

Jakarta, 14 November 2021

Gunanto

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren.. Mencerahkan... Sukses selalu pak...

14 Nov
Balas

Keren.. Mencerahkan... Sukses selalu pak...

14 Nov
Balas



search

New Post