Saifullah Gurutaleb.

Pelaku dan pemerhati pendidikan luar sekolah, mencintai budaya leluhur, suka menulis dan berorganisasi. Bereksprimen bagian dari h...

Selengkapnya
Navigasi Web
Segelas Kopi Kemerdekaan

Segelas Kopi Kemerdekaan

Tujuh puluh tiga tahun Indodonesia telah merdeka, setiap tahunnya kita memperingatinya. Mengenang jasa pahlawan yang telah gugur di medan perang, rela mengorbankan nyawa dan harta demi berkibarnya bendera merah putih di bumi pertiwi.

Peringatan Tujuh Belas Agustus Tahun Dua Ribu Delapan Belas yang penuh khidmat di sebuah kecamatan pinggiran ibu kota provinsi ini sangat berbeda dengan daerah lain. Hal ini sebelum upacara peringatan detik detik kemerdekaan Indonesia ini, tim paduan suara dari salah satu sekolah SMP melantunkan shalawat Badar dan Pembacaan Ayat suci Al Quran.

Dalam memaknai kemerdekaan, generasi muda harus melihat sejarah dimana kemerdekaan itu bukan hadiah dari bangsa penjajah, melainkan hasil cucuran keringat ,darah dan air mata ,disamping pengorbanan jiwa dan raga lainnya demi mewujudkan kemerdekaan, perdamaian abadi di muka bumi dan dapat mengsejahterakan bangsa sebagaimana kita rasakan sekarang ini. Lupa sejarah tentunya lupa perjuangan pendahulu sehingga generasi sekarang memaknai kemerdekaan laksana minum kopi pagi.

Kemerdekaan kopi pagi dapat dinikmati bila kopi yang di sajikan oleh penjual kopi, bila takaran gula sesuai sehingga kopi yang kita minum membawa nikmat yang luar biasa. Manisnya buah kemerdekaan sekarang ini akibat perjuangan pendahulu . sering kita lupa yang membuat kopi itu enak dan manis adalah karena ada gula dalam kopi. Larutan gula akan hilang sehingga tinggallah kopi yang disebutkan kopi saja tidak disebut lagi kopi gula. Begitu juga halnya dengan generasi muda sekarang ini yang kurang menghargai perjuangan kemerdekaan para pejuang tempo Doeloe.

Ogah dalam menaikan bendera Merah Putih suatu bukti generasi sekarang ini tidak menghargai perjuangan kemerdekaan. Begitu kita jumpai saat upacara bendera, banyak peserta upacara bendera tidak khidmat mengikutinya. Ribut ,bicara dengan teman ,sibuk dengan HP suatu bukti ketidak seriusan kita.

Perlu keseriusan pemerintah dalam membentuk karakter generasi muda cinta tanah air, menghargai, simbol simbol negara , menghargai sesama anak bangsa, sehingga bangsa ini di hargai oleh bangsa bangsa lain dunia .

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post