Tantangan Hari ke-12

#TantanganGuruSiana

Anugerah

Aku menikah pada bulan Juni 2007, tepatnya enam bulan setelah wisuda. Mengucap ijab qabul dengan hanya satu nafas antara suami dan bapakku, maka sah lah kami sebagai suami istri.. Lalu, aku pun lega karena telah dinikahkan dengan lelaki pilihan yang ku kenal pada saat kuliah dulu. Pernikahan kami digelar di rumahku dengan sederhana. Kami merasa bahagia di hari spesial saat itu. Menjadi sepasang pengantin baru berarti lembaran hidup pun dimulai. Berjanji kepada Allah untuk membina keluarga walau di usia yang masih tergolong muda. Memantapkan hati untuk membimbing, menafkahi dan memberikan arahan yang baik serta menjaga istri dan keturunan.

Mungkin di pikiran teman-temanku saya orangnya tergolong nekad, karena menikah muda. Saat itu baru 22 tahun dan suamiku belum memiliki pekerjaan tetap. Untuk memenuhi keluarga pun dia kerja serabutan, pernah bekerja sebagai tukang cat bahkan buruh bangunan pun pernah ia lakoni. Semua hanya untuk keluarga. Karena percaya bahwa rezeki, maut, jodoh adalah urusan Allah SWT aku pun berkeyakinan kami bisa melewati semuanya. Dan, alhamdulillah pada tahun 2008 ia diterima bekerja diperusaan multifinance, waktu itu ia menduduki tim survey lapangan. Pernah juga menjabat sebagai SPV di perusahaannya. Cukup lama dan berpengalaman bekerja di bidang finansial hampir 10 tahun, membuatnya ingin mengakhiri bekerja di perusahaan swasta yang selama ini dinaungi dan memilih berwiraswasta dengan mengawali sebagai distributor telur di kotaku.

Kini kami sudah 13 tahun mengarungi bahtera rumah tangga. Tak jarang ada kerikil-kerikil tajam yang menghalangi. Saat ini aku mempunyai tiga anak, dua perempuan dan satu laki-laki. Ini adalah anugerah terbesar kami. Harapan kami semoga berbahagia baik di dunia maupun di akhirat. Aamiin yaa Rabb.