Efektifkah pembelajaran jarak jauh.
Dengan kemajuan teknologi dibidang teknologi informatika.Nampaknya cukup mengena apabila kita menggunakan strategi pembelajaran jarak jauh atau berbasis online.Dengan dibarengi penggunaan alat atau media yang mudah serta dapat di akses secara cepat.Menumbuhkan satu keuntungan pada proses pembelajaran dengan memanfaatkan jaringan iternet ( daring ) ini.Termasuk mengefisiensikan waktu serta biaya.Apalagi lagi kalau didukung penyediaan sarana dan prasarana yang cukup. plus speed dan jaringan MPBS yang memadai, baik serta mudah untuk digunakan guru maupun siswa.Alhasil pembelajaran akan lebih terarah,menyenangkan dan murah serta tidak dibatasi ruang dan waktu.Artinya kapanpun dan dimanapun, semua bisa belajar.Guru lebih mudah perumuskan konsep desain pembelajaran dengan lebih konsentrasi dan nyaman dalam mempersiapkan rencana pembelajaran, serta cakupan wilayahpun menjadi bisa luas dan tidak hanya sebatas kelas perkelas tetapi sudah bisa menyangkut seluruh tingkatan dan jenjang dilaksanakan pada satu waktu bersamaan.Hal ini cukup meringankan pekerjaan guru dalam mengefisiensikan dan mengefektifkan proses pembelajaran.
Tetapi kekhawatiran dengan kemajuan teknologi ini pun ada dan nampak pula sisi negatifnya.bisa dilihat dari satu sisi kemaslahatan saja, proses pembelajaran ini agak kurang menyentuh rasa dan perasaan, sebab proses belajar,bukan hanya interaksi antara manusia dan media saja,tetapi adanya suasana kehangatan dan pengakuan harga diri diantara komponen pelaku proses.Terlebih lagi untuk terbentuknya, suasana ikatan bathin yang "terasa", kokoh diantara guru dan siswa harus terwujud pada saat interaksi dalam proses KBM.Hal ini hanya akan tercipta pada saat berlangsungnya proses tatap muka antara guru dan anak didik.sepertinya hal inipun harus diwaspadai sebagai bahan pemikiran dan pertimbangan, dari beragam persoalan persoalan yang akan hadir,sebab anak atau peserta didik bukan benda mati,yang diam seribu bahasa,tetapi mereka mahkluk hidup yang perlu ada "sentuhan" psikologis serta perlakuan manusiawi,bahkan merekapun perlu pujian,perlu sanjungan dan perlu juga perhargaan yang sifatnya langsung diapresiasikan.Sebab pendidikan bukan hanya menjadikan manusia menjadi robot,tetapi yang terbaik adalah memanusiakan manusia, menjadi manusia mandiri dan beradab,serta memiliki self konfidence,berahlak mulia serta cerdas secara logika, wawasan yg luas,menjungjung tinggi nilai nilai luhur budaya bangsa, yang dilandasi pula nilai religius serta adaftif terhadap perkembangan jaman yang berlangsung maupun nilai budaya yang berkembang dimasyarakat.
Disisi lain, apakah infrastruktiur yang menjadi modal berlangsungnya kegiatan belajar jarak jauh menggunakan fasilitas internet itu,semua lembaga pendidikan sudah siap atau sudah menyiapkan diri dari segala sesuatu yang dibutuhkan serta diperlukan untuk lounching dengan menggunakan strategi dan pendekatan yang baru melalui Online ini.Nampaknya harus dan perlu penataan dan evaluasi yang lebih intensif lagi tentang kesiapannya,sebab dengan melihat letak geografis dan kultur masyarakat yang masih heterogen dan variatif didalam menanggapi dan merespon teknologi baru ini, jelas akan timbul beragam reaksi,adalah hal yang wajar saja.Tapi harus diingat,ini jadi PR besar dan harus diurus serta dijadikan prioritas perhitungan secara pasti dan akurat,baik itu skala lokal maupun secara global.
Disamping itu juga,peran pendidik atau guru secara umum sudah memadaikah dalam arti pemahaman terhadap cara mengoprasionalkan teknologi baru ini.Realistisnya, guru guru kita masih mayoritas terlahir dari teknologi jaman " baheula",yang nota bene proses pembelajaranpun dahulu tidak seperti sekarang, mengunakan media canggih. dengan kata lain masih pola " jadul".ini juga bisa menjadi hambatan tersendiri, yang harus diselesaikan,tetapi ada juga, walaupun "warga lama",sudah mengupgrade dirinya dan mampu menggunakan teknologi dengan baik. tetapi ada juga yang belum berminat dan interesting mempelajarinya.mereka harus didekati dengan pendekatan yang tepat. Apalagi SDM kita masih sangat heterogen kompetensinya,dan harus mencari strategi betul betul jitu,agar mereka, semua guru tidak terkecuali,mau mengupgrade dirinya,menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang ada,masih mending, kita bisa berharap banyak pada guru guru muda yang masih energik,serta sudah mampu mengadopsi teknologi ini secara baik.Tetapi dari sekian komunitas guru atau pendidik yang masih aktif, ada juga guru yang sudah hampir mendekati masa pensiun serta masih "gaptek" dengan kemajuan teknologi.Ya bisa kita pahami. Dalam pikirannya,mereka bukan hanya berfikirkan satu bidang saja,melainkan bermacam macam persoalan yang harus dan mesti diselesaikan atau paling tidak beban fikirannya jauh lebih banyak dibandingkan dengan guru guru muda.ini juga problematik baru. mungkinkah dalam waktu singkat dapat mengupdate guru yang heterogen, dan dapat diarahkan dalam satu waktu pada satu pemahaman,agar semua mampu menguasai teknologi secara cepat.walahu allam.
Kiranya satu alternatif jalan keluar adalah,tapi bukan satu satunya jalan,teknologi ini bisa digunakan pada moment moment tertentu atau secara parsial,dapat dilaksanakan pada lembaga yang "relatif" sudah siap,baik infrastruktur maupun stake holders disekolahnya,termasuk juga kesiapan Kepala sekolah Guru, Tendik. Ataupun strategi daring ini bisa diberlakukan secara bertahap,sesuai dengan kondisi dilapangan.
Inilah salah satu tantangan yang harus disikapi mengisi era 4.0,dimana sistem digital ,masuk untuk menyongsong Indonesia emas 2045
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar