Andalan Keluarga
Pernahkah kamu mengukur berapa lama suatu barang kamu gunakan semaksimal-maksimalnya? Apakah 1 bulan, 1 tahun, 5 tahun, 10 tahun, atau barangkali 1 minggu? Barang itu tidak kamu gunakan lagi karena apa? Rusak? Jelek? Bosan? Ketinggalan zaman? Kita semua pasti memiliki pertimbangan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Setiap benda membawa ceritanya masing-masing.
Keluarga kami memiliki sebuah tas berwarna ungu dan hijau. Tas itu tidak kami beli. Ia merupakan pemberian dari tamu wisatawan mancanegara alias Bule. Bule tersebut menggunakan jasa Bapakku sebagai pemandu wisata (tour guide) selama ia berlibur di Bali. Oleh keluargaku, tas tersebut sudah mulai digunakan dari saat aku mengenyam pendidikan SD, kurang lebih tahun 2000.
Sejak dulu tas itu sering dipakai oleh keluargaku. Ketika pulang kampung ke Singaraja atau Karangasem, tas itu selalu ikut serta membawa pakaian ganti kami bersama dengan tas lainnya. Hari Minggu saat mandi di Pantai Sanur, tas ungu hijau itu juga berperan. Selain ringan, tas itu juga bisa memuat banyak barang. Saat kemah Persami di sekolah saat SD dan saat mengikuti perkemahan LT II Dentim, aku juga menggunakan tas itu.
Tas ini juga pernah kupakai saat mendaki Gunung Batur untuk pertama kalinya. Tepat saat itu Kelas X SMA, Tahun 2004-2005. Saat itu aku diajak ikut serta oleh teman-temanku yang akan pelantikan menjadi anggota Sispala Bhuana Yasa. Tasnya nyaman di punggung.
Sampai detik ini, ia masih dipercaya untuk menampung barang-barang bawaan keluarga kami. Entah sudah berapa tahun usia tas ini. Yang pastinya tas ini dulunya sudah pernah dipakai oleh Bule tersebut baru kemudian diwariskan kepada Bapakku.
Tas ini sangat awet. Warnanya pun masih stabil. Kerusakan yang ada hanya bersifat ringan. Contohnya saja pada bagian resluitingnya. Dari 3 resluiting ada 1 yang mengalami kerusakan. Itupun karena pemaksaan kehendak pemakainya yang mengisi penuh bagian tersebut. Tali gendongnya sangat kuat.
Tas-tas baru sebenarnya sudah ada di rumah kami. Namun kehadirannya tidak membuat kami harus membuang tas ungu hijau ini. Sayang untuk dicampakan mengingat nilai sejarah dan nilai ekonomisnya yang tinggi. Begitulah kami memperlakukan tas kami. Bagaimana dengan tasmu?
#TantanganMenulisGurusiana (Hari ke-81)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Harus disimpan dan dijaga, pak..Biar kenangannya menjadi salah satu sejarah dalam kehidupan..