Wati adalah anak desa, ia baru saja melaksanakan pernikahannya, ia termasuk anak pintar, tapi tingkahnya masih di katakan kampungan, ia masih banyak belum mengetahui tentang sesuatu yang terbilang canggih. Karena kepintarannya ia diterima bekerja di sebuah kantor di desanya

Siang itu Wati dipanggil oleh kepala kantornya, betapa dag dig dug nya hati Wati, ia berpikir apakah ia ada melakukan kesalahan, karena ia masih tergolong orang yang gaptek. Dengan perasaan cemas ia masuk keruang pimpinan, ternyata Wati diutus untuk mengikuti pelatihan di luar kota oleh pimpinannya.

Hari ini, adalah hari keberangkatan Wati untuk keluar kota di lepas oleh suami tercintanya, ini pertama kali nya Wati naik pesawat, betapa cemasnya dia. Wati tiba di hotel ternama pada malam hari ini. Perasaannya campur aduk, karena ia tidak pernah tidur dihotel yang megah ini. Lalu ia langsung chek in, lalu dikasih kartu oleh si petugas dengan nomor kamar 118 lantai dua. Tiba lah Wati di kamar tersebut, tapi ia seperti orang kebingungan, ia tak tahu bagaimana supaya bisa masuk kekamarnya, sedangkan ia tidak dikasih kunci kamar tersebut. Ia semakin takut karena malam semakin larut, ia ingat akan kartu yang dikasih tadi, tapi mau di apain ini kartu, ia jadi binggung...mau minta bantuan orang tak ada yang lewat, sudah sekian jam ia mengotak atik pintu kamarnya, petugas hotel lewat, lalu ia tanya bagaimana cara membuka pintu kamarnya, lalu si petugas menajarkannya, akhirnya pintu kamarnya terbuka. betapa leganya Wati.

Solok, 14 Juni 2020

#TantanganGurusianaHariKe-42