Navigasi Web
Sepucuk Surat

Sepucuk Surat

Matahari hampir tenggelam di ufuk barat. Senja itu adalah hari Sabtu. Yovi duduk termenung di depan rumahnya. Termenung seorang diri sambil menatap taman bunga yang terletak di depan rumahnya. Maklum, Yovi adalah anak tunggal dalam keluarganya. Ayah dan ibunya bekerja sebagai petani. Setiap pagi mereka pergi ke kebun dan sore hari baru mereka pulang ke rumah. Kegiatan ini menjadi rutinitas yang dilakukan oleh kedua orangtuanya, kecuali pada hari Minggu mereka beristirahat di rumah. Penghasilan mereka hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan setiap hari. Dengan demikian keluarga ini tergolong miskin di desanya. Rumah tempat mereka tinggal terbuat dari dinding bambu yang sudah mulai lapuk. Atap rumah yang terbuat dari ijuk sudah mulai bocor. Kendati demikian mereka bisa menyekolahkan Yovi sampai Perguruan Tinggi, dan alhasil Yovi bisa menyandang sarjana akuntansi.

Hampir setengah jam Yovi duduk termenung. Kemudian ia bangkit berdiri, dan tiba-tiba seorang pemuda yang mengenakan kemeja batik menghampirinya. Selamat sore Bu....maaf, ini rumahnya bu Yovi? Tanya pemuda itu. Sontak Yovi menjawab, iya betul... saya orangnya. Maaf bu, ini ada sepucuk surat. Sambil pemuda itu membuka tas ranselnya yang masih baru, dan mengambil surat yang bersampul biru, lalu menyerahkannya kepada Yovi. Setelah surat itu diserahkan pemuda itu langsung pamitan.

Yovi menatap surat yang bersampul biru itu. Rasa penasarannya sudah tak terbendung lagi. Tanpa menunggu lama ia cepat-cepat masuk ke dalam rumah dan segera membuka surat itu. Tampak senyum merekah, mekar di kedua sudut bibir Yovi. Senyum dan tangis kebahagiaan memecahkan keheningan di senja itu. Sepucuk surat yang dibawa oleh pemuda tadi ternyata dari sebuah Bank yang cukup terkenal. Lamaran Yovi diterima untuk menjadi staf akuntan di bank tersebut. Betapa bahagianya hati Yovi. Impiannya untuk memperbaiki ekonomi keluarga terwujud. Tekadnya, mau membangun rumah layak huni untuk keluarga serta ingin membahagiakan kedua orangtuanya yang sudah tua renta.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen pentigrafnya, Bunda. Salam literasi

21 Apr
Balas

Terima kasih bapak Dede, salam sehat dan sukses selalu.

21 Apr

Semoga Yofi sukses membahagiakan orang tuanya. Keren, Pak

24 Apr
Balas

Terima kasih ibu guru, salam sehat dan sukses buat ibu

07:36

Luar biasa pak Frans penuh inspirasi dan mencerahkan

22 Apr
Balas

Terima kasih pak Trianto, salam sehat dan sukses bapak

07:37

Pentigrafnya keren pak, salam literasi..

21 Apr
Balas

Terima kasih ibu, sudah berkunjung. Sukses selalu ibu

21 Apr

Kenapa ya Bu, saya tidak bisa komentar tulisannya ibu. Dan juga tidak bisa follow

21 Apr

Keren sekali tayangannya, mantap, sehat dan sukses selalu Pak Fransiskus

22 Apr
Balas

Terima kasih ibu Yelli, salam sehat dan sukses dalam tugas bu

22 Apr

Terima kasih ibu Yelli, salam sehat dan sukses dalam tugas bu

22 Apr



search

New Post