PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH
Kemajuan teknologi pada zaman ini ibarat pisau bermata dua, di satu sisi memberi kemudahan bagi manusia,dan di sisi lain memberi pengaruh negatif jika disalahgunakan. Sebagai dampak lanjutannya adalah nilai-nilai karakter yang luhur tergerus oleh arus globalisasi karena kesalahan dalam memahami makna kebebasan sebagai sebuah demokrasi dan filosofi teknologi.
Pendidikan karakter di sekolah sangat berkaitan dengan manajemen sekolah. Manajemen dalam konteks ini menyangkut perencanaan pendidikan karakter, pelaksanaan pendidikan karakter, dan evaluasi pelaksanaan pendidikan karakter. Bentuk manajemen pendidikan karakter adalah bagaimana mengelola konstruksi nilai yang akan ditanamkan, cara pembelajaran, tenaga pendidik serta kependidikan, dan komponen lain yang terkait.
Karakter yang baik meliputi mengetahui yang baik, menginginkan yang baik, dan melakukan yang baik- kebiasaan pikiran, kebiasaan hati dan kebiasaan tindakan. Pendidikan karakter bukan sekadar pengajaran tentang nilai-nilai karakter. Formula Pendidikan karakter meliputi aspek tentang kebaikan, aspek motivasi, atau keinginan (afektif) untuk berbuat baik dan tindakan (action), berbuat baik (psikomotorik).
Peran pendidikan karakter di sekolah adalah memberi pencerahan atas konsep free Will dengan menyeimbangkan konsep determinism dalam praksis pendidikan. Pendidikan harus memberi ruang yang luas kepada peserta didik untuk bebas memilih. Pendidikan menekankan bahwa kebebasan itu satu paket dengan tanggung jawab yang harus dipikulnya. Apabila terjadi kesalahan dalam mengambil pilihan, apalagi bertentangan dengan etika dan norma universal, tanggung jawab dan sanksi harus diterimanya dengan lapang dada. Peserta didik harus mengakui dan meminta maaf atas kesalahan dalam memilih dan berkehendak.
Tujuan dan proses pendidikan karakter di sekolah tidak lain adalah adanya perubahan kualitas tiga aspek pendidikan, yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pendidikan karakter mengajarkan hakikat karakter dalam ketiga ranah: cipta, rasa, dan karsa.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Bunda. Pendidikan sangat penting ditanamkan sehingga kelak ketika mereka ada di lingkungan, mereka tahan banting. Salam literasi
Idealnya seperti itu pak Dede. Terima kasih, semoga bapak sehat dan sukses selalu.
Semoga kita bisa bijak menyikapinya ya Bapak Fransiskus Sutardi
Iya pak, terima kasih. Salam literasi.
Aminn...smga karakter anak tetap baik meskipun keg tatap muka tdk/ jarang dilakukan sjk pandemi...Tuhan Memberkati p gr
Terima kasih ibu Fransiska, salam sehat Tuhan memberkati.
Program pendidikan karakter yang diinginkan hendaknya ada perubahan kualitas tiga aspek pendidikan, yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik. Saya sangat setuju Pak Frans. Salam sehat dan sukses karya selanjutnya.
Terima kasih ibu guru, semoga ibu sukses dalam tugas. Salam sehat.
Keren sekali ulasannya Pak Sutardi, , salam sukses selalu
Terima kasih pak Purcahyono. Salam sehat dan sukses selalu dalam tugas.
Sukses juga buat Bapak
Ulasan yang sangat informatif dan dedukatif. sukses selalu buat bapak Fransiskus Sutardi. salam skss
Terima kasih apresiasinya pak. Salam sehat dan sukses selalu.