Observasi Kepala Sekolah

Mendengar istilah observasi kepala sekolah, rasanya kita sudah tak kaget lagi. Sejak Kurikulum sebelumnya hingga hari ini. Konon katanya pekerjaan administrasi makin ringan. Setahun hanya unggah 1 kali semua perangkat administrasi yang dibutuhkan. Meski kenyataannya untuk menunggu 'sinkronisasi' antara MyAsn dengan Ruang GTK atau PMM, perlu menunggu beberapa hari bahkan ada yang hitungan bulan.

Kemarin kepala sekolah melakukan observasi di kelas saya. Saya sih biasa-biasa saja. Mengajar seperti biasa, bercanda dengan murid seperti biasa, membuat kesepakatan tugas harus selesai dalam waktu berapa menit, diskusi dalam kelompok, semua seperti hari lain yang saya lakukan di kelas.

Ada juga sih, teman yang curhat bahwa dia gelisah, merasa salah tingkah, kepikiran terus sebelum kepala sekolah masuk ke kelasnya untuk observasi. Sampai-sampai beberapa pekerjaan yang dulu dia rencanakan lupa semua untuk dikerjakan. Istilah kerennya, nervous lah. 😄 Di rumah pun dia merasa kepikiran terus.

Ya, tak apa lah. Tiap orang kan punya pembawaan sendiri-sendiri. Menyikapi suatu masalah pun pasti berbeda.

Saya sendiri pun merasa cukup lega setelah observasi di kelas saya selesai. Bukan karena merasa terbebani dengan kunjungan kepala sekolah. Tapi segera melakukan pekerjaan lain yang sudah saya rencanakan semula. Misalnya mencari wadah dan menempatkan hasil karya siswa, sulak dari tali rafia yang akan dipakai pameran hasil karya siswa pada gelar karya P-5 di akhir tahun.

Selesai observasi, anak-anak istirahat dan saya mengeksekusi rencana tadi. Akhirnya barang tertata rapi dalam tong kardus yang saya bawa dari rumah, hasil minta dari Pak Su yang memang salah satu dari dagangannya di gudang kami. Semoga giat P-5 nanti lancar dan dimensi Profil Pelajar Pancasila yang ingin dicapai berhasil dengan sukses. Amin....🙏