Idul Fitri

Idul Fitri rasanya bukan hanya lebaran untuk kaum Muslim di Indonesia. Tapi hampir semua umat merayakannya. Karena sejak saya masih anak kecil sampai punya cucu, lebaran Idul Fitri sudah menjadi budaya di Indonesia.

Bahkan di kampung saya dan sekitarnya, semua warga pun saling mengunjungi dan juga bersalaman untuk saling memaafkan. Budaya yang hanya dimiliki oleh bangsa kita. Tak memandang suku dan agama.

Saat saya masih anak-anak, selalu kami berempat bersaudara diminta mengantar makanan ke tetangga. Makanan tersebut berupa masakan khas lebaran dari keluarga masing-masing. Meskipun kadang kala jenis masakan keluarga satu dengan yang lain sama. Tapi tentu saja tetap diterima dengan bahagia. Bagaimana pun juga pasti ada perbedaan rasa meski hanya sedikit. Dan seringkali makanan utamanya adalah ketupat dengan sayur sambal goreng krecek dan opor ayam.

Nah, makanan tambahannya bisa berupa tape ketan, madu mangsa, kue bolu, atau pun makanan kecil lainnya. Hmmm... sehari sebelum lebaran, hidung ini berkeliaran mencium bau aneka masakan yang benar-benar membuat perut menjerit minta diisi. 😄😄

Beda dengan saat saya sudah dewasa, kami memberikannya berupa sembako atau pun bingkisan kue-kue kering, sirup, soft drink, atau barang lainnya. Untuk yang lebih tidak mampu secara ekonomi, kami menambahinya dengan uang cash.

Tak apa lah, mengingat keterbatasan waktu dan tenaga. Pembantu rumah tangga pasti libur saat jelang lebaran. Cucu kalau melihat saya sibuk di dapur, selalu pengin berpartisipasi. 😄 Maka kami putuskan untuk cara praktis saja yaitu memberikannya berupa sembako atau kebutuhabn sehari-hari.

Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir batin. 🙏🙏