Fitri Nefrita

Fitri Nefrita lahir di sebuah desa kecil di Kabupaten Lima Puluh Kota, pada tanggal 21 Oktober 1973. Lulusan Fakultas. Syariah IAIN "IB" Padang. Ibu dari dua or...

Selengkapnya
Navigasi Web
Rindu Baitullah

Rindu Baitullah

 

#belajarmenulispentigraf

#tantanganmenulisgurusianaharike50

Rindu Baitullah

Pagi ini aku bongkar-bongkar dan bersih-bersih rumah. Sewaktu membereskan isi lemari, kutemukan baju putih beserta beberapa pakaian haji orang tuaku. Orang tuaku berangkat tahun 1991. Waktu itu aku duduk di kelas dua Aliyah di Padang Panjang, adikku nomor dua kelas tiga MTsN, adik ketiga kelas lima SD, adik ke empat kelas dua dan adikku yang paling kecil kelas satu SD. Kami lima bersaudara yang waktu itu semua berjejer sedang dalam masa sekolah. Masa-masa semua butuh biaya dan masa-masa butuh perhatian . Kalau dilihat secara lahir saja sangat tidak mungkin untuk orang tuaku berangkat waktu itu. Orang tuaku punya warung kecil, lima anak. Tapi Allah Maha Besar, Allah maha Kaya, Allah Maha berkehendak. Kuatnya niat di tahun itu langsung mendaftar dan langsung berangkat tahun itu juga. Allah mencukupkan biaya mereka berangkat dan mencukupkan biaya kami yang tinggal.

Beberapa drama kecil suhubungan keberangkatan orang tuaku. Aku yang tidak bisa melepas keberangkatan beliau karena pas ujian kenaikan kelas. Mamakku yang terisak sedih sewaktu kedua orang tuaku menitipkan kami berlima, kepadanya lengkap dengan beberapa surat berharga . Ibuku enam bersaudara dan hanya beliau seorang yang perempuan. Sehingga kami tinggal bersama nenek dan mamak laki-laki. Drama lain lagi, aku yang mengusahakan pulang dari asrama di Padang Panjang sekali lima belas hari sering berurai air mata. Kenapa tidak ? karena aku harus memasak dua atau tiga kali sehari yang memang pekerjaan ini sangat jarang aku lakukan. Aku yang selalu menagis untuk kembali ke asrama karena meninggalkan adik yang kecil-kecil bersama nenek dan mamak. Tapi Allah Maha Pemelihara. Adiki-adikku ternyata enjoy saja. Mereka tetap ceria. Mamak dan nenek bisa menghibur mereka selama orang tuaku di Tanah Suci.

Kupegang pakaian Bapak dan ibu yang kutemukan. Rindu untuk menapakkan kaki, bersujud di baitullah semakin menjadi. Tanpa kusadari terasa butiran hangat mulai mengalir di pipi. Segera ku intip Buku Tabungan Hajiku yang sudah beberapa bulan tak terisi.  Kugenggam dua buah Buku Tabungan Haji itu. Kupejamkan mataku dalam isakku aku berdoa “ Ya Allah sampaikan kami ke Rumah-Mu. Jadikan kami tamu-Mu, izinkan kami bersimpuh di makam Rasulullah yang mulia”.

           

            Fitri Nefrita, S.Ag

            Payakumbuh, 2 Juni 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin, Allah Maha kaya dan maha kuasa bu pit,jadi ikut terharu

02 Jun
Balas

Hmmm...maksih bu zakiyah :)

02 Jun

Semoga dikabulkan Allah fitAmiin

04 Jun
Balas

Aamiin. Semoga dikabulkan niatnya

02 Jun
Balas

Mksh bund...Aamiin..:)

02 Jun



search

New Post