#Tagur 4#

Pagi tadi anakku bergegas menyiapkan diri untuk sekolah. Mulai dari mandi, sarapan pagi, memakai baju sekolah dan tentu dibantu bunda plus ayah😊. Waktunya mengantar sekolah, menjadi tugas ayah sambil berangkat menuju tempat mengajarnya. Bunda sudah duluan berangkat menuju sekolahnya.

Sebelum berangkat sekolah, saat sarapan pagi berlangsung aku tengok dia merasa agak cemberut. Senyum semringahnya tidak terlihat. Sesekali mendongak memperhatikanku siap-siap akan berangkat sekolah. Sambil menyuap sarapan terakhirnya anakku berucap, "bunda sudah mau berangkat ya". Aku tatap wajah anakku, sambil menghampirinya dan ku kecup dahinya. "Nak, bunda berangkat duluan ya, di sekolah yang solekha". Kemudian tersungging senyum diwajahnya. Aku merasakan bahwa anakku ingin berkata bunda yang mengantarkannya ke sekolah.

Aku sangat paham itu, tetapi pagi tadi benar-benar sudah mepet jam masuk sekolah. Saat aku selesai melaksanakan tugasku di sekolah, aku ingin membuat surprice kecil untuk anakku. Aku sempatkan menjemput anakku di sekolah. Sengaja aku tidak memberitahukan ibu guru anakku di sekolah. Benar saja saat aku sampai di depan gerbang pintu sekolahnya. Anakku langsung terkesima dan merasa senang dengan kehadiranku. "Bunda., Bunda., Bunda". Teriaknya ringan.

Gurunya yang menyaksikan sampai tertawa dibuatnya. Sungguh pemandangan yang menyejukkan mata. Senyum anakku menjadi tawa kebahagiaannya. Ah., Sangat senang sekali aku menyaksikannya. Tidak ada yang lebih indah melihat senyum merekah dari mulut anakku. Kejutan kecil nan sederhana, namun sungguh sangat berarti baginya.