FITRI EKAWINARTI KABAN

Guru TK Nahdhatul Islam Kec. Selesai Kab. langkat Sumatera Utara...

Selengkapnya
Navigasi Web
SENANG vs BAHAGIA

SENANG vs BAHAGIA

#TantanganGurusiana hari ke-28

Antara kesenangan dan kebahagiaan bukanlah hal memiliki persamaan, bahkan kebanyakan orang tidak dapat membedakan kedua hal tersebut. Senang belum tentu bahagia, sebaliknya, bahagia tentu pasti dibarengri dengan senang. Orang yang memilki harta melimpah, bisa berfoya-foya dalam menjalani kehidupan diaggap sebagai jalan untuk mendapatkan kebahagiaan. Harta melimpah sehingga bisa dijadikan sarana untuk memuaskan hawa nafsu juga dipandang sebagian orang untuk mendapatkan kebahagiaan. Padahal itu bukanlah arti dari kebagiaan yang hakiki. Dilain pihak belum tentu orang yang tidak memiliki harta, untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari pun sulit, dikatakan orang yang tidak bahagia. Bisa saja mereka dengan keterbatasannnya, mereka bahagia karena memiliki ketentraman jiwa tanpa banyak permasalahan hidup yang mendera. Jadi ukuran bahagia bukan terletak pada seberapa banyak harta yang dimiliki. Namun bagaimana upaya seseorang dalam menentramkan jiwanya. Begitu pula dengan kesenangan, banyak orang menghabiskan rasa lelah dan stress, dengan menghabiskan waktunya dengan cara berlibur, karoke dan lainnya, dengan cara cara itu mereka tertawa, tetapi tawa itu bukanlah suatu kebahagiaan, itu hanyalah kesenangan, kepuasaan sesaat yang akan usai namun hatinya tidak tentram.

Setidaknya ada tiga faktor utama yang membuat orang senang, yaitu waktu, harta dan kesehatan. Ketiga factor itu harus ada pada saat yang bersamaan. Bisa saja memang ketiganya itu berada pada momen yang sama, tetapi biasanya hanya berada pada saat yang singkat. Pada saat kita masih anak-anak, kita punya waktu yang banyak dan kesehatan yang baik, akan tetapi belum tentu kita memiliki harta yang bisa kita gunakan untuk bersenang-senang. Pada saat kita muda kita memilii harta dan kesehatan, tetapi belum tentu kita memiliki waktu yang luang sehingga kita bisa bersenang-senang. Dan akhirnya kita memasuki fase tua, kita memiliki banyak waktu dan harta, tetapi kesehatan kita sudah mulai menurun sehingga kita sedikit sekali bisa menikmati kesenangan. Dari gambaran tersebut maka alangkah kelirunya jika kita menyebutkan kesenangan itu merupakan kebahagiaan.

Semestinya kebahagiaan itu adalah selamanya. Bagaimana untuk mendapatkannya adalah dengan menggunakan iman yang taat dan bersyukur terhadap rezeki yang diberikan Allah kepada kita. Iman yang benar dan konsiten dan istiqomah adalah jalan menuju kebahagiaan, meskipun terkadang tiga hal yang menimbulkan kesenagan hilang sebagaian.

Tetap bersyukur kepada Allah tatkala diberikan rezeki yang sempit merupakan satu bentuk ketaatan seorang hamba kepada Allah. Bisa saja tatkala musibah datang menguji bukan berarti kebahagiaan itu dicabut. Mungkin saja kesenangan hilang tetapi kebagiaan tetap abadi bersemayam dalam hati dan jiwa. Bersyukur terhadap takdir Allah adalah sisi untuk mendapatkan kebahagiaan dan selalu berucap (segala puji bagi Allah atas segala keadaan.

Langkat, 15 Maret 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Setidaknya ada tiga faktor utama yang membuat orang senang, yaitu waktu, harta dan kesehatan..... Mantul bundaUntuk bahagia perlu ditambahkan rasa, syukur dan cinta. Begitukah bunda cantik?

16 Mar
Balas

Super sekali buk

15 Mar
Balas

Top, semakin lebih rendah hati...

16 Mar
Balas



search

New Post