Pisang Sale, Si Hitam Manis yang Menggoda
Ada yang tahu ini apa? Ini Pisang Sale.Rasanya manis legit lembut.Teksturnya lunak meski kadang-kadang ada juga yang tidak begitu lunak. Pisang sale ini biasanya oleh-oleh khas dari Aceh, Langsa, Kuala Simpang dan sekitarnya.Dibuat dari pisang yang dijemur selama 5-7 hari sehingga terfermentasi. Saya suka sekali. Dulu teman semasa kuliah saya di USU, ada yang berasal dari Aceh. Setiap tiba liburan semester mereka pulang kampung ke Aceh Tamiang, Langsa dan sekitar Aceh lainnya.Ketika kembali ke Medan, biasanya mereka membawa oleh-oleh pisang sale. Pada masa darurat militer Aceh tahun 2003, saya juga sering nekad keluar masuk pintu Aceh meski harus diperiksa di pos pengamanan oleh tentara militer. Saat dulu saya harus mengajar ketika masih berprofesi sebagai tutor/tentor dan bergelut di dunia Bimbingan Belajar di Medan. Bimbingan Belajar tesebut menjalin kerjasama dengan beberapa sekolah di Aceh Timur, Langsa, Kuala Simpang dan Aceh Tamiang. Setiap akan pulang ke Medan biasa saya akan singgah beli oleh-oleh pisang sale di warung-warung pinggir jalan penjual oleh-oleh di pool bus dekat jembatan di Kuala Simpang. Namun zaman terus berganti. Setelah wisuda S-1 tahun 2003, 16 tahun yang lalu, masing-masing berpencar ke penjuru negeri. Mencari peruntungannya masing-masing.Berkarya dan berdedikasi untuk negeri dalam beragam profesi. Maka tak ada lagi teman yang sering membawakan oleh-oleh pisang sale. Apalagi saya mulai jarang ke aceh karena hanya fokus mengajar di sekolah dan bimbel di sekitar kota Medan saja. Hingga tiba-tiba sore ini. Di penghujung sore di awal tahun 2020. Sekitar 30 menit sebelum Adzhan Maghrib berkumandang, terdengar seseorang mengucap salam dari pintu pagar rumah.
" Assalamu'alaikum"
" Wa'alaikum salam" jawabku sembari berjalan ke teras rumah membukakan pagar. Ternyata yang datang adalah rekan kerja suami saya di sekolah. Sesama guru Agama Islam. Meski usianya jauh lebih muda dibanding suami saya. Kebetulan dia guru honorer yang baru setahun mengajar di SMA Negeri tempat suami bertugas. Dia menggantikan guru Agama Islam lain yang sudah pensiun. " Bu, Bapak ada?" Sapanya. " Oh, Pak Dedi toh, bapak masih mandi. Bentar lagi Maghrib jadi bersih-bersih diri mau sholat ke Mesjid." Dari sebrang jalan, terlihat seorang perempuan muda keluar dari mobil menuju ke arah kami. " Assalamu'alaikum Bu, apa kabar?" Sapa istri Pak Dedi. " Wa'alaikum salam. Alhamdulillah sehat. Ayo mari masuk ke dalam yuk." Ajak ku. " Gak apa-apa bu di sini saja, maaf kami cuman singgah sebentar saja. Kebetulan baru pulang ke rumah mertua di Aceh." Jawab istri pak Dedi. " Hlo...jadi orang tua Pak Dedi tinggal di Aceh? Aceh mana?" Tanyaku " Iya Bu.Di Aceh Utara Bu. Sebentar aja lihat orang tua di Aceh 3 hari, jadi hari ini balik ke Galang ngelewati rumah Pak Guru singgah sebentar. Ini gak bawa oleh-oleh apa-apa Bu, cuman ini saja" ujarnya. "Masya Allah, Alhamdulillah. Terimakasih ya sudah ingat kami dan repot membawakan oleh-oleh" jawabku. " Iya Bu, cuman bisa ngasih ini saja. Karena cuman 3 hari di Aceh. Kami gak sempat nyariin pesanan Pak Guru", lanjut Istri. " Ya Allah...jadi ngerepotin ya suami saya. Bapak gak bilang ke saya. Emang bapak pesan apa?" Tanyaku penasaran tentang pesanan suami yang katanya tidak sempat dicarikan. Barangkali saja nitip minta dicariin hadiah untuk istrinya. Sengaja diam-diam karena mau ngasih kejutan. Kok tiba-tiba jadi romantis suamiku ya? Harap batinku. Hehehe. Ah, tapi kemudian saya cepat sadar kalau ternyata itu cuma Halu..hahahha.. setelah kudengar jawaban dari istri Pak Dedi. " Pas tau kami mau ke Aceh Bapak pesan minta dicariin sayur Pli'u Bu, tapi gak dapat karena kami gak sempat keliling. Jadi maaf ya Bu, cuman bisa bawain oleh-oleh ini." "Masya Allah. Iya sudah gak apa-apa. Maaf sudah merepotkan. Ini juga kami senang sekali dibawain oleh-oleh ini" jawabku. Pli'u adalah sayur masak khas Aceh. Aku sendiri sampai sekarang belum pernah memakannya. Hanya sering mendengar dari teman-teman yang pernah mencicipi rasa sayur Pli'u yang katanya enak. Suamiku tentu saja pernah merasakannya.Mungkin karena rindu akan rasa Sayur Pli'u, suamiku minta tolong dicarikan sama temannya yang kebetulan pulang kampung ke Aceh saat liburan. Meskipun suami saya berasal dari Kabupaten Batang, Jawa Tengah, namun pernah menetap dan bersekolah lama di pesantren Ulummuddin di Lhokseumawe Aceh Utara. Setamat sekolah dan selesai pengabdian, barulah suamiku mengikuti gurunya hijrah ke Medan. Hingga akhirnya mengajar di sebuah pesantren di Medan. Pesantren yang sama tempat aku mengajar setamat kuliah. Tak disangka tak dinyana 6 tahun lebih menjadi guru di pesantren yang sama tahu-tahu kami berjodoh. Meskipun tanpa melalui proses pacaran. Setelah menikah Agustus 2009, kami berdua mencoba mengikuti ujian CPNS. Baru 3 bulan menikah, di akhir Desember 2009 Alhamdulillah suami lulus CPNS murni tanpa menyogok atau suap menyuap. Lulus diterima sebagai guru Agama Islam di sebuah SMA Negeri di Kabupaten Deli Serdang. Kata para ustadz yang mengajar di pesantren sih rezeki berumah tangga pengantin baru. Sebulan kemudian setelah suami lulus ujian CPNS, kami dikaruniai rezeki yang lebih besar lagi. Rezeki yang harapan dan cita-cita bagi orang yang sudah menikah dan berumah tangga. Saya mengandung anak pertama.Masya Allah. Alhamdulillah. Tiga bulan setelah anak pertama kami lahir, Desember 2010, giliranku yang diterima lulus ujian masuk CPNS di sebuah SMK Negeri di Kabupaten Serdang Bedagai. Alhamdulillah berkat rahmat dan ridho Allah, aku juga lulus murni tanpa sogok menyogok atau suap.Sehingga kami bisa berharap keberkahan dari setiap rezeki yang kami terima sebagai PNS. Masih kata ustadz-ustadz di pesantren, kelulusan murni ku diterima sebagai CPNS adalah rezeki anak. Alhamdulillah. Kabupaten Serdang merupakan pemekaran dari kabupaten Deli Serdang. Jadi letaknya sebelah-sebelahan. Masih bisa pergi pulang tugas setiap hari. Meskipun aku pernah harus menempuh 6 jam perjalanan pergi pulang dari rumah orangtuaku di pasar 11 Bandar Klippa Tembung ( saat itu belum punya rumah sendiri hihihi) ke tempat tugas di SMK Negeri 1 Sipispis hingga kembali lagi ke rumah. Harus Mengendarai sepeda motor karena tidak ada angkutan umum yang menjangkau sekolah tempat tugas pertamaku.Dan itu harus lakoni 3-4 hari dalam seminggu. Aku merasa harus kuat karena saat itu putri pertama kami masih berusia 7 bulan saat akau menerima Surat Ketetapan (SK) tugas pertama sebagai CPNS di bulan April 2010.Putri kecilku masih menyusu dan minum ASI.(Tentang kisah ini insya Allah akan aku tuliskan khusus dalam satu buku tunggal). Ah...kenapa jadi mengenang masa lalu ini ya. Padahal awalnya aku kan cuma mau cerita tentang Pisang Sale. Salah satu oleh-oleh khas Aceh yang juga menjadi salah satu makanan kesukaanku. Sudah hampir 16 tahun aku tak pernah mencicipi pisang sale lagi. Tapi sungguh rezeki kita memang Allah yang mengatur. Hingga rezeki bisa mencicipi si pisang sale ini pun kembali dikirim Allah lewat rekan kerja suami. Masya Allah. Alhamdulillah.
Fitri Hariana, Lubuk Pakam, 1 Januari 2020. Pukul 21.34 WIB.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hmmm..., manis...,legit...dan lembut. Yups..., si Hitam Manis, oleholeh khas Aceh. Ada yang digoreng tipis...tipis...kriukkk. Maknyuuussss. Alhamdulillah..., negeri kita ini sangat kaya dengan beragam kuliner daerah. Harus dilestarikan. Senoga sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah..., Bu Guru.
Iya Bunda Rai, si hitam manis yang menggoda dan ngageni kalau sudah lama tak mencicipinya...yang digoreng kering juga tak kalah enaknya... Beragam suku.di Indonesia menghasilkan beragam.kuliner yang membuat Indonesia kaya akan rasa...Terimakasih untuk doanya ya bunda, doa yang sama juga buat Bunda dan keluarga, aamiin
Wah,sepertinya nikmat yah, senikmat anugerah yang Allah berikan pada Bunda sekeluarga. Barakallahu fiik
Enak mknan fav ku .Salam kenal sehat n sukses selalu Bu