Ibu memiliki derajat tiga tingkat dibanding  ayah. Ibu mengandung, melahirkan, dan membesarkan. Namun bagi saya ayah juga memiliki peranan yang sangat penting. Ketika  sang ibu mengandung, dalam keadaan lemah, siapa yang menggantikan peranan ibu dalam rumah tangga? Ketika si ibu kesakitan saat melahirkan, siapa yang uring-uringan, menenangkan dan mengurusi anak-anak yang ada di rumah? Ketika ibu menghabiskan waktu merawat, menyusui si buah hati, siapa yang mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi ibu menyusui?  Semua itu tentu dilakukan oleh sang ayah yang sangat mencintai dan menyangi orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya dunia akhirat.

Suatu bukti kemuliaan seorang ayah (suami) bahwa seorang istri tidah boleh membantah perintah suaminya selagi perintahnya itu tidak bertentangan dengan perintah Allah dan ajaran Rasulnya, sementara seorang suami tidak harus mematuhi permintaan istrinya. Seorang istri harus bisa menyenangkan hati suami sekalipun suami seringkali menyakiti hati istrinya.

Kedudukan ayah takkan pernah tergantikan oleh siapaun. Sekalipun si ibu adalah wonder  women yang punya kekuatan super, yang mampu memenuhi semua kebutuhan keluarga. Ayah tetaplah ayah. Kendali  keluarga ada dalam genggamannya. “laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita”  itulah satu hal yang diajarkan nabi kita yang sampai kapanpun takkan ada yang bisa mengubahnya.

Ayah... siapun dirimu, serendah apapun sekolahmu, sekecil apapun penghasilanmu,  bagiku kau tetap laki-laki yang menjadi panutan. Jangan pernah merasa rendah ataupun mau direndahkan.  Bahumu yang kekar tempat kami bersandar, pelukanmu yang hangat akan membuat kami tenang, kebesaran jiwamu akan menuntun kami menggapai ridhaNYA. Amin...