Pagi itu matahari bersinar cerah. Cuaca cerah membuat Andini bersemangat untuk pergi ke sekolah. Ia juga sangat gembira sekali pagi itu. Hasil ulangan siswa siswinya kemaren sangat memuaskan. Hasil belajar siswa yang bagus tentu kebanggaan bagi seorang guru, begitu juga dengan Andini. Namun yang paling membuat Andini sumringah adalah berita tentang kepulangan Adi.

Tadi malam, Tek Upiak, ibu Andini sempat bercerita bahwa Adi dan keluarganya akan pulang kampung. Ibu Andini dapat kabar dari istri makdang Adi. Ia berharap Andini nanti bersiap siap jika Adi dan keluarganya mampir ke rumah mereka. Ibu Andini juga berpesan Andini berperilaku baik dan sopan nantinya jika keluarga mereka datang untuk bertamu.

Andini memilih baju motif bunga, karena hari Sabtu, ia pikir tak ada salah nya pakai baju bermotif yang penting sopan. Lagian hari Sabtu ia tidak masuk kelas, ia ke sekolah untuk tugas piket. Andini memakai sepatu dengan hak tinggi, sudah lama ia tak memakainya. Andini juga tak lupa memoles lipstiknya lebih tebal dari biasanya. Kemudian iapun bergegas ke sekolah, karena ojek sudah menunggu. Sesampai di depan halaman sekolah Andini turun dari ojek. Namun tiba tiba ia merasa perutnya seperti bergoncang serasa di dalam mobil yang melaju di penurunan. " "Ibu Andini, Ibu Andini." Ia tersadar setelah mendengar orang-orang memanggilnya. Andini lupa jika memakai sepatu hak tinggi, sehingga ia tidak bisa menjaga keseimbangan badannya ketika turun ojek. Tiba- tiba saja ia sudah berada didalam got yang kedalamnya lebih kurang satu meter.