Navigasi Web
Bangga Jadi Guru, Siap Menginspirasi!
#banggajadiguru

Bangga Jadi Guru, Siap Menginspirasi!

Namaku adalah Fitria Novita Sarie. Aku anak pertama dari keluarga sederhana. Ayahku seorang buruh pabrik dan ibuku seorang pedagang. Dari kecil aku belum tau apa cita-citaku, hingga suatu hari aku bertanya pada ayahku. "Bapak, cita-citaku apa?" Ayahku menjawab: "Jadi guru saja, karena bisa bermanfaat untuk orang lain". Sejak saat itu, aku terus meyakini dalam hati bahwa suatu hari nanti aku bisa menjadi guru. Rumahku terletak di belakang sebuah Sekolah Dasar, tiap hari aku mengamati betapa serunya mengajar anak-anak kecil usia SD, dan aku bermimpi suatu saat aku bisa mengajar disana. Setelah lulus SMA aku mendaftar pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di kampus dalam kota. Bersyukur sekali, aku langsung diterima dan masuk tanpa tes karena masuk jalur prestasi nilai rapot SMA. Ketika semester 4, aku ditawari oleh kepala sekolah depan rumahku untuk membantu mengajar di SD sana, perasaanku sangat senang sekali, aku langsung menerima tawaran tersebut karena disana aku bisa belajar mengaplikasikan langsung ilmu di perkuliahan. Saat itu, hari-hariku sangat menyenangkan, di sela-sela jam kuliah, saya membantu kegiatan belajar mengajar kelas satu, mengajari anak-anak yang belum bisa baca satu per satu, membantu membina kegiatan ekstrakurikuler, dan lainnya. Kegiatan yang begitu padat membuatku belajar tentang manajemen waktu, pengalaman-pengalaman yang kudapatkan dari mengabdi di Sekolah Dasar membantuku untuk bisa menyelesaikan kuliah dalam waktu 7 semester (3,5 tahun). Alhamdulillah...bersyukur sekali bisa menyelesaikan studi S1 dan membanggakan orangtua saat itu. Setelah lulus dari S1 tahun 2014, aku benar-benar mendedikasikan diri untuk mengajar di Sekolah Dasar dekat rumah. Sambil mengabdi, aku ingin sekali melanjutkan pendidikan S2. Aku ingin mengembangkan diri, mencari pengetahuan dan pengalaman yang lebih banyak lagi. Saat itu aku terkendala biaya, bahkan meminta izin orangtua saja aku tidak berani. Akhirnya aku mencoba mendaftar S2 dengan uang pribadiku, setelah pengumuman diterima dan lolos aku baru memberanikan diri bicara ke orangtua. Ayahku saat itu bilang "Kamu yakin mau lanjut S2? Janji bisa menyelesaikan tepat waktu? Kalau iya, ambillah, nanti masalah biaya Bapak yang carikan!". Aku menangis mendengar perkataan ayahku waktu itu, aku berjanji akan bersungguh-sungguh menyelesaikan studiku tepat waktu. Senin sampai Kamis aku mengajar di SD, hari Jumat dan Sabtu aku gunakan untuk kuliah S2. Ayahku kerja keras pagi dan malam bahkan rela menjadi tukang ojek di Menara. Aku janji Bapak, aku pasti akan menjadi Guru yang sukses. Setelah lulus dari S2, saya mendaftar menjadi CPNS siang malam saya belajar, ingin membuktikan kepada Bapak bahwa perjuangannya selama ini tidak sia-sia. Dan alhamdulillah lolos, itu adalah hadiah untuk ayah dan ibuku. Selama menjadi guru, aku tidak pernah putus belajar, aku selalu mengikuti program yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi sebagai guru, salah satunya Guru Penggerak. Aku berkesempatan menjadi bagian dari Program Guru Penggerak di Angkatan 5, alhamdulillah...banyak sekali ilmu yang saya dapatkan dari sana. Aku mulai mendapatkan ruh seorang guru setelah mempelajari beberapa modul mulai dari Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang selalu berpihak pada murid, Pembelajaran bermakna yang menyesuaikan kebutuhan murid, hingga bagaimana memberdayakan murid-murid di kelas. Setelah menjadi guru penggerak aku menjadi guru yang reflektif, lebih banyak mendengar dan menyuarakan suara murid, belajar mengendalikan emosi sebagai guru, dan banyak lagi. Keberuntungan tidak hanya cukup sampai disitu, aku juga lolos program praktisi mengajar dan berkesempatan berbagi ilmu dengan teman-teman mahasiswa. Alhamdulillah..tidak ada yang sia-sia, aku yakin ijazah S2 pasti juga akan berguna suatu saat nanti. Saat ini aku juga mengikuti program Wardah Inspiring Teacher, disini saya seperti mendapatkan pencerahan kembali tentang bagaimana menjadi guru yang seharusnya. Semoga semangat terus berkobar untuk menjadi bagian dari transformasi pendidikan di Indonesia.

Praktik baik yang telah aku lakukan selama ini menjadi guru yaitu, aku berusaha menjadi guru yang dirindukan anak-anak, menjadi sahabat bagi mereka, melayani kebutuhan belajar mereka dan selalu melibatkan murid dalam setiap pengambilan keputusan. Diawal semester aku membuat keyakinan kelas dengan murid-murid di kelas kemudian melaksanakannya dalam praktik sehari-hari. Diawal materi atau bab aku melakukan asesmen awal kepada murid untuk mengetahui kemampuan dan kebutuhan belajar mereka sehingga aku dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi murid. Misalnya kemarin menjelaskan tentang tata surya aku melaksanakan asesmen gaya belajar murid. Setelah mengetahui jenis gaya belajar mereka kemudian aku membuat beberapa media yang sesuai yaitu aplikasi Jelajah antariksa, menyiapkan video dari youtube, merencanakan bermain peran, menyediakan barcode AR (Augmented Reality) yang dapat dimanfaatkan siswa untuk proses belajar sesuai dengan yang mereka minati. Dampaknya sangat luar biasa pembelajaran berdiferensiasi yang saya lakukan mampu meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Selain memberikan pembelajaran yang inovatif, dalam keseharian aku juga membiasakan refleksi. Baik refleksi diri sendiri sebagai guru maupun refleksi murid terhadap pembelajaran yang telah aku lakukan. Aku juga menerapkan budaya positif di kelas, meniadakan hukuman dan mengurangi hadiah. Murid harus mempunyai kesadaran dari dalam dirinya sendiri (mindfulness) dan aku berusaha memberikan kesejahteraan psikologis siswa (wellbeing). Dalam keseharian aku menyelesaikan masalah siswa dengan segitiga restitusi. Hal ini sangat efektif dilakukan, karena siswa menyadari kesalahannya sendiri, tidak merasa dihakimi oleh guru, dan mereka mampu mencari solusi sendiri dari permasalahan yang dihadapi. Dengan merdeka belajar, mindsetku mulai terbuka, Aku tidak lagi melabeli anak, Aku menyadari bahwa setiap anak punya alasan melakukan sesuatu. Tugasku hanyalah mengarahkan yang terbaik. Di beberapa kesempatan aku sering mengajak ngobrol murid dengan sistem coaching. Aku mencari tahu tentang perasaan mereka, kesulitan yang mereka hadapi, dan dari situ aku sadar bahwa murid punya kebutuhan untuk di dengar dan dimengerti. Pendekatan secara individu terhadap murid sangat penting dilakukan oleh guru untuk membangun kedekatan dengan murid. Aku berusaha selalu menerapkan ilmu-ilmu yang saya dapatkan tentang implementasi kurikulum merdeka. Aku sering membagikan praktik baik yang telah aku lakukan di sosial media tiktok, instagram, ataupun facebook dengan harapan bisa bermanfaat dan menginspirasi rekan sejawat. Konsep merdeka belajar harus dipahami secara utuh, karena sangat membantu guru dalam mengelola pembelajaran dan kelasnya masing-masing, hal ini perlu kolaborasi antar semua pihak. Mari bersama-sama majukan pendidikan melalui merdeka belajar!

Demikian sedikit cerita pengalamanku, sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagin sesama. Tetap Semangat Bapak Ibu Guru Hebat, pantang pulang sebelum menang! Bangga Menjadi Seorang Guru Merdeka Belajar!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post