Salah Fokus
#Tagur Gurusiana...#Hari ke-17
Salah Fokus
Indonesia memiliki ragam budaya dan bahasa yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini salah satunya dari segi bahasa. Pemakaian bahasa daerah di masyarakat, kerap kali menimbulkan makna yang berbeda. Begitu juga yang dialami saya, ketika pindah tugas ke Jawa Tengah.
Perjuangan dan pengorbanan untuk bisa pindah, kami lalui. Akhirnya, mengikuti prosedur yang telah ada. Saya dapat pindah tugas dengan alasan mengikuti suami. Masalah yang terjadi, adalah perbedaan bahasa dan budaya.
Suami asli berasal dari Jawa Timur. Namun, kami jarang menggunakan bahasa daerah di rumah. Percakapan kami sehari-hari didominasi bahasa Indonesia dan bahasa Melayu. Nah, inilah penyebabnya saya kurang memahami bahasa Jawa. Jangankan untuk mengetahui artinya. Mengucapkan saja lidah saya kaku.
Beberapa kejadian ini membekas di dalam diri saya. Terkadang tertawa sendiri. Betapa lugunya saya waktu itu. Suatu ketika, ada beberapa murid yang lagi duduk santai di depan kelas. Saya menghampiri untuk berkenalan dengan mereka. Kemudian salah satu dari mereka menjawab,” Inyong, Bu?. Pikiran saya mengatakan namanya Inyong. Saya bertanya lagi dengan yang lainnya. Jawabnya pun sama. Akhirnya, saya berpikir,”Kok, namanya sama semua ya? Apa nama sapaan seperti Mas, Abang, dan Kakak. Berpikir keras dan berlalu. Masih bertanya-tanya dalam hati.
Rasa penasaran membuat saya bertanya dengan teman sejawat. Mereka tertawa terbahak-bahak. Rupanya, Inyong dalam Bahasa daerah mereka artinya saya. Mereka mengatakan hal tersebut, karena saya kurang fokus bertanyanya. Mata dan bibir tidak seiring. Sehingga, mereka pun bingung. Saya bertanya dengan siswa yang mana.
Satu lagi kejadian yang saya ingat. Waktu itu ada pelatihan untuk guru-guru yang diadakan dari sekolah. Kami membawa laptop untuk membuat perangkat pembelajaran. Kebetulan kami berada di lantai dua. Saat sedang mengetik, tiba-tiba teman saya berkata,”Bu, ada lindu.” Saya bingung, siapa lindu. Namun saya tidak banyak bertanya. Hanya mengikuti gerakan yang dilakukan teman saya. Kami pun ke luar ruangan. Melihat ke arah bawah. Di lapangan upacara bendera, saya melihat banyak orang berkumpul. Saya pikir ada kejadian luar biasa di sekolah.
Kami saling diam. Teman saya pun kemudian buru-buru turun menuruni tangga. Sambil berkata,”Ayo Bu. Cepat turun ada lindu.” Kami pun langsung ikut berkumpul di lapangan. Saya masih heran. Setengah berbisik, saya berkata,”Bu, siapa sih lindu? Kok, semua berkumpul di lapangan?”. Sontak beberapa rekan guru tertawa sambil menahan airmata. Hanya saya yang meringis. Setelah tahu bahwa lindu itu adalah gempa bumi.
Tak kalah menariknya, adalah ketika saya harus belanja kebutuhan sehari-hari ke pasar tradisional. Apalagi, belanja dengan Mbah-Mbah. Biasanya memakai bahasa isyarat, karena mereka juga tidak bisa berbahasa Indonesia. Alhasil, beli daun siledri Rp5000,00 saya mendapatkan satu ikat besar.
Itulah sekelumit kisah yang saya lalui saat berada di Tanah Jawa. Begitu berartinya bahasa persatuan. Menyatukan segala perbedaan. Memupuk cinta tanah air. Memahami budaya dan bahasa yang harus lestari sepanjang masa.
Tanjungpandan, 26 Agustus 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren dan mantap pengalamannye kk, untung salah fokusnye hny pd penggunaan bahasa.
Iye ne bu...hehheeh
Faktir u
hahahaha...iya bu...
Wow, kisah yang unik Bund. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Keren-keren Bu.
Walaupun beragam budaya dan bahasa ..tetap satu ya Bund.. Indonesia...Salam sukses
Betul bun...salam literasi...
Hahaha... Ikut kls bahasa duluk harus e...keren pengalamannya.
Hahahaha...iye ne miss...