#Tagur Gurusiana...#Hari ke-19

Tak Disangka

            Siang yang terik. Matahari menggigit kulit. Debu-debu beterbangan. Raihana melaju sepeda motornya dengan cepat. Hari ini, ia pulang sekolah lebih awal. Pukul 12.00 wib. Tepat tengah hari. Tentu saja, meski cuaca terasa panas. Ia senang bisa istirahat di rumah. Menikmati kasurnya yang empuk plus bantal guling kesayangan.

            Dalam perjalanan pulang, motornya kehabisan bensin. Mogok di jalan. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Di ujung jalan ada warung yang berjualan bensin. Saat itulah, ia melihat ada seorang wanita muda. Hampir seusianya. Duduk tidak jauh dari warung tersebut. Matanya sesekali melirik ke jalan. Seolah-olah menunggu dijemput seseorang. Rasa kasihan pun membuat Raihana menegurnya. Namanya Dewi. Ia kemudian meminta tolong kepada Raihana untuk mengantarnya pulang. Tatapan pemilik warung yang aneh. Tak digubris oleh Raihana. Jiwa penolongnya berkobar. Dewi senang diantar Raihana. Sepanjang jalan ia tertawa bahagia. Senyum sendiri. Raihana mulai merasakan keanehan. Apalagi, setiap ditanya dimana rumahnya. Ia selalu menjawab masih jauh. Padahal, jarak tempuh mereka sudah melebihi batas yang diucapkan Dewi tadi.

Akhirnya Raihana meminta Dewi untuk turun dari motornya. Kemudian ia secepat kilat pergi meninggalkan Dewi yang masih tersenyum. Keesokan harinya, Raihana sengaja mampir ke warung tersebut. Rasa penasaran membuatnya bertanya kepada pemilik warung. Tak disangka, informasi yang diterimanya. Ternyata, Dewi mengalami gangguan jiwa.

Tanjungpandan, 28 Agustus 2020