#Tagur Gurusiana...#Hari ke-9

Nasionalisme Sang Kakek

Suasana kemerdekaan masih terasa bertalu. Di setiap rumah memasang bendera merah putih sebagai tanda hari kemerdekaan. Orang-orang mengadakan berbagai perlombaan di kampungnya. Mereka turut serta memeriahkan hari yang bersejarah ini. Begitu juga dengan Raihana. Sedari tadi, ia tak henti mencari baju berwarna merah dan celana putih. Besok, akan ada acara parade semarak tujuh belas di kampungnya.

Waktu yang dinanti pun tiba. Dia berdiri di antara barisan. Memegang bendera Sang Merah Putih. Mereka akan berjalan sambil menyanyikan lagu kebangsaan. Semangat menyala. Wajah pejuang tergambar nyata. Bangga rasanya ikut parade ini. Namun, pandangan Raihana terhenti. Ia melihat seorang kakek yang duduk di depan rumahnya. Tiba-tiba berdiri tegak sambil memberi hormat. Ketika mereka melewati jalan dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sang Kakek berbinar matanya. Melihat Sang Merah Putih berkibar. Raihana terpana dengan kenyataan. Betapa tingginya rasa nasionalisme Sang Kakek. Begitu mencintai negerinya. Ia merasakan berbeda jauh dengan dirinya. Malu pada diri sendiri. Teringat waktu sekolah dulu. Betapa ia malas mengikuti upacara bendera. Begitu berat rasanya. Berdiri beberapa menit menikmati panas. Menunggu bendera dinaikkan. Seringkali juga ia berbohong. Mengaku sakit agar tidak mengikuti upacara bendera.

Raihana menyadari. Ia kurang memahami arti dari perjuangan. Saat ini, bukan hanya melawan penjajah. Tetapi juga berjuang melawan rasa malas pada dirinya. Ia harus memupuk semangat nasionalisme untuk negeri tercinta.

Tanjungpandan, 18 Agustus 2020