GETARAN DI HATIMU MULAI ADA KETIKA KAU MULAI MENGHINAKU
Tantangan Hari Ke 8
Aku yang mencoba memberanikan diri menapak jalan untuk kehidupanku. Aku memutuskan untuk hidup berjarak dengan orang tua dan semua keluarga besarku. Aku masih galau dengan pilihanku tetapi aku mecoba berpura-pura berani dihadapan semua keluarga besarku untuk hidup sendiri di kota lain.
Tubuhku masih terlalu kecil untuk hidup di tempat kos yang sempit, tetapi akhirnya aku menemukan sebuah tempat tinggal yang aman dan nyaman untuk gadis kecil yang baru beranjak remaja.
Hari pertama aku sekolah tidak ada yang mengantarku. Aku sedikit gamang, tidak satupun dari orang yang ada di sekolah baruku ini yang aku kenal. Aku berusaha menyebar pandangan ke seluruh penjuru sekolah mencari seseorang yang mungkin aku kenal atau dia mengenalku. Ternyata tidak ada satupun dari mereka yang aku kenal.
Aku menguatkan hati dan diriku, akhirnya aku menemukan namaku ada di kelas I.b. Aku menemukan tempat berbaris kelas 1.b. Aku mulai tenang ini adalah tempatku. Aku masuk kedalam barisan, aku dapat barisan di tengah-tengah.
Aku mendengar ada suara yang aku rasakan tertuju kepada diriku. Suara itu mengomentari penampilanku yang bergaya culun. Ekor kuda, pasti ada kutunya itu kalau rambut sepanjang itu, baunya pasti apek. Ada beberapa orang yang tertawa mendengar penghinaannya. Telingaku menangkap suara yang sama melontarkan penghinaan bertubi-tubi padaku.
Aku yakin hinaa yang baru saja aku dengar ditujukan buatku. Barisan untuk anak perempuan akulah yang berada dibarisan paling belakang tidak ada perempuan lain di belakangku, dalam barisan juga tidak ada satupun cewek yang rambutnya diikat seperti ekor kuda, seperti rambutku. Rambutku memang sangat panjang sekali sampai ke panggulku.
Aku tidak tahu seperti apa wajah suara yang menghinaku itu, aku yakin suara itu ada dalam barisanku. Suara itu adalah milik laki-laki.
Aku merasa sakit hati dihina ketika dikatakan rambutku ada kutunya dan bau apek. Aku sebenarnya ingin membalasnya untuk mencari kutu di rambutku, kalau dia dapat akan kubayar berapa yang dia temukan akan aku bayar sebanyak itu. Amarah hatiku mengatakan seperti itu, tetapi akuberusaha sekuat tenaga untuk tenang, aku sadar tidak ada satu seorangpun di sekolah ini yang aku kenal. Hari ini aku juga tidak bersama ayah, ibu atau abangku yang mengantarkan.
Aku sudah berkomitmen untuk tidak cengeng, karena waktu itu belum ada telpon apalagi handphone. Aku sendiri yang meminta untuk sekolah jauh.
Perasaan marah pada suara yang menghinaku bergejolah di hatiku. Aku berusaha keras menekan rasa marahku. Waktu SMP dulu aku terkenal sipemberani. Aku tidak takut untuk melawan laki-laki, bahkan banyak teman laki-laki yang takut denganku.
Ketika upacara dimulai aku merasa sedikit tenang suara yang memancing amarahku itu berhenti bersuara. Aku tidak ingin membuat diriku bermasalah aku biarkan saja hinaan itu berlalu.
Aku mulai dapat teman, aku mulai nyaman. Aku tidak mau dekat dengan satupun laki-laki di kelasku. Aku merasa semua mereka mentertawakan aku waktu itu.
Aku kaget ketika aku menemukan sebuah surat di dalam buku catatan fisikaku, aku tidak berani membukanya di kelas.
Salam maaf,
Aku mohon maaf, aku terhukum dengan perkataanku sendiri waktu kau berbaris di depanmu dihari pertama kita sekolah.
Wajahmu yang manis dan keibuan selalu muncul dalam setiap mataku mulai aku buka. Aku benar-benar bersalah telah menghinamu, Aku merasakan kau mulai mengetuk relung di hatiku Aku ingin meminta maaf langsung kepadamu, tetapi aku malu terhadap diriku sendiri.
Tio.
Mulutku membulat mengetahui pemilik suara yang menghinaku waktu itu. Ternyata dia desahku.
Aku tidak menunjukkan perhatian kepada dia, ketika guru sedang serius menerangkan aku ingin melihat mata si Tio itu. Ternyata benar matanya sedang menatap punggungku ketika mataku akhirnya bertemu dengan matanya getaran itu juga kurasakan.
Akhirnya dia berani datang menyalami tanganku. Kurasakan tanganya sedingin es begitu juga dengan tanganku karena getaran itu berdetak keras di dalam hatiku.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar