Papan Tulis Dari Zaman ke Zaman
#Tagur Hari ke 50
Guru yang sudah mengajar lebih dari 25 tahun tentu saja pernah menggunakan segala macam bentuk papan tulis sebagai media belajar mengajar. Sebuah kelas yang sempurna tidak akan terpisahkan dari guru, murid dan papan tulis. Sejak jaman blackboard atau papan tulis hitam, sampai penggunaan papan tulis digital ketika melakukan PJJ atau belajar daring sekarang ini.
Awal mengajar dulu saya juga sempat menggunakan papan tulis hitam dan kapur untuk menulis dan menerangkan pelajaran di kelas. Saya selalu ingat dengan tebak-tebakan yang bunyinya “Benda apakah yang kalau bersih berwarna hitam, kalau kotor malah berwarna putih?” Tentu saja jawabannya papan tulis hitam .Ketika sudah penuh oleh tulisan dari kapur yang berwarna putih berarti papannya sedang kotor. Saat sudah di hapus semua tulisan tadi papan akan kembali hitam menandakan sudah bersih.
Pemakaian papan tulis hitam di zamannya dulu tentu ada suka dukanya. Dalam pemanfaatan papan tulis hitam, guru mudah mengawasi keaktifan kelas. Papan tulis hitam lebih ekonomis bila dibandingkan dengan media papan yang lain karena mudah ditulisi dan dihapus kembali, serta dapat digunakan berulang kali.Harga kapur juga terjangkau dan warna kapurpun bervariasi sesuai dengan kebutuhan pelajaran. Sedangkan kelemahannya aktivitas siswa sulit diawasi apabila guru terlalu lama menulis di papan tulis .Debu kapur tulis dapat mengotori lingkungan dan bila dihirup oleh guru dan siswa dapat mengganggu kesehatan Tulisan guru yang kurang bagus dapat memberi dampak yang kurang menguntungkan, baik bagi guru maupun siswa.
Beberapa tahun kemudian papan tulis hitam berganti dengan white board(papan tulis putih) dan boardmarker(spidol). Pada awal-awal penggunaannya whiteboard sangat laku di pasar,karena alat tulis ini cenderung mengurangi terjadinya penyakit yang disebabkan oleh debu kapurtulis .Spidol juga mudah di dapatkan di toko alat-alat tulis. Tentu kelemahannya juga ada seperti harus membeli tinta untuk isi ulang spidol dan pengisian tinta ke spidol jika tidak hati-hati akan berakibat sangat kotor karena saya pernah mengalami seragam dinas mengajar saya ketumpahan tinta. Keefektifan dari whiteboard tergantung dari tulisan masing-masing individu. Sebagai guru kita menulis di whiteboard sebaiknya teratur, urut dan rapi agar mudah dipahami siswa.
Seiring berjalannya waktu, muncul teknologi yang menyesuaikan dengan zaman yaitu proyektor atau bahasa awamnya kita sebut mengajar pakai infocus.Proyektor sering digunakan untuk media presentasi. Siswa tidak perlu dipaksa menatap papan putih saja yang penuh dengan tulisan guru .Guru menayangkan materi yang telah dibuat sedemikian rupa di laptop dan diproyeksikan di layar papan tulis.Hal ini sangat menarik karena tayangan gambar warna dan animasi akan sangat bervariasi.
Jenis papan tulis terakhir yaitu papan tulis virtual yang digunakan ketka belajar jarak jauh atau belajar online.Ada beberapa aplikasi belajar digital yang berfungsi sebagai papan tulis untuk siswa dan guru, seperti google jamboard dan juga padlet.Siswa dapat menggunakan jamboard dan padlet dari mana saja. Gurupun dapat melibatkan siswa dalam proses pembelajaran baik dalam memberikan materi yang biasanya ditulis di papan tulis kelas, sekarang ditulis secara digital dan diakses oleh siswa dengan undangan link kelas . Menggunakan jamboard atau padlet sangat menarik bagi siswa karena mereka bisa menulis apapun tugas mereka dan bisa dibaca oleh teman yang lain.Tidak hanya tulisan , juga bisa menayangkan foto atau voice record ke padlet.Sedangkan di jamboard siswa benar-benar bisa menulis melalui sticky notes seperti menggunakan bulpen tapi di layar Android atau laptop mereka.
Itulah beberapa papan tulis dari zaman ke zaman. Sebagai guru mau tidak mau kita dituntut untuk bisa menyandingkan diri dengan kemajuan teknogi digital ini. Memang sih benar ucapan ini: “Secanggih apapun teknologi tidak akan pernah menggantikan peran guru” Tetapi ingat :”Guru yang tidak mau belajar teknologi akan tergantikan!”

sumber:techrepublic.com
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
keren uni, ulasannya
makasih ki, komentator perdana mau hadiah apa? hehe
bantu tugas sesi 2 wkwk
Ok