SILUMAN
Siapa yang pernah bertemu siluman? Hii…serem. Umumnya jawaban pertama seperti itu ya. Padahal lihat silumannya aja belum.
Memang, siluman sepintas membawa aura mengerikan. Menakutkan. Bagi siapa saja. Tak terbatas usia. Bisa tua, muda, pria, atau wanita. Terbayang, sesuatu yang tiba-tiba muncul kemudian menghilang. Atau ada tapi tak nampak. Ya, semacam itulah.
Tapi, jangan berlebihan. Bersikaplah wajar agar tetap realistis. Dan solutif. Maksudnya? Ya, terbukti kata “siluman” ini pernah membantuku menyelesaikan sebuah masalah.
Di sebuah asrama putri (astri), aku mendampingi beberapa anak. Selain ada ibu pengasuh, seminggu sekali saat weekend atau ketika libur sekolah, aku meluangkan waktu di sana.
Hmm…kabarnya ada siluman di asrama? Hah? …gawat. Bisa kabur semua itu penghuni astri. Bagaimana ini. Itulah masalahnya.
Ceritanya begini. Beberapa saat yang lalu, ada sebuah mangkuk di kamar astri tersebut komplit dengan sendok dan garpunya. Tampaknya sudah digunakan. Karena ada sisa makanan yang menempel. Sepertinya kudapan malam anak-anak.
Biasanya sebelum tidur, ibu mengingatkan untuk mencuci segala peralatan makan yang telah dipakai. Tentu saja khawatir kalau-kalau ada serangga yang mengerumuni. Lebih preventif lagi, ibu tidak ingin anaknya menjerit malam-malam karena telinganya kemasukan semut. Atau kulitnya gatal digigitin semut. Namun warning sang ibu malam itupun larut dalam lelapnya semua penghuni astri.
Hingga pagi tiba. Mangkuk itu masih ada. Sontak, sang ibu bertanya pada putri-putrinya yang baru selesai tadarusan di masjid. “Siapa yang membawa mangkuk ini ya?” “Ayo dicuci!” Hingga semua putri itu berangkat sekolah, mangkuk itupun masih di tempat yang sama. Tanpa sepengetahuan sang putri, si ibu bertanya pada mangkuk dengan nada kesal, “Siapa siiih yang membawamu ke sini?” Tentu, mangkuk pun diam seribu bahasa. Ibupun maklum dan tak memaksanya menjawab.
Karena tanggung jawab menyelesaikan tugas, malam itu sang ibu pulang larut malam. Putri-putrinya tampak sudah asyik menikmati pulau kapuk. Sebuah benda selanjutnya menarik perhatian ibu. Lagi-lagi mangkuk itu. “Kok masih di sini juga ya!” bisiknya dalam hati.
Telah berlalu tiga hari tiga malam. Dan tak seorang pun tergerak untuk membawa atau mencuci mangkuk itu. Dalam sendiri sang ibu merenungi sikap tidak proaktifnya putri-putrinya. Dan yang paling menyedihkan ibu adalah ketidakjujuran. Ini MASALAH BESAR!
Di benaknya diliputi pertanyaan, “Siapakah pembawa mangkuk ini?” Eh…eh…eh, belum saja dapat jawaban, belum saja tim investigasi diterjunkan untuk menangkap si pelaku, ibu pun menemukan tumpukan baju kotor di ujung kamar mandi. Pertanyaanpun terlontar mencari si pelaku. “Ayo, Nduk, siapa yang menaruh baju-baju kotor ini, simpan di tempatnya ya!
Namun. Sedihnya quadrat tiga sang ibu. Hingga hari keempat, tak jua ada yang menyentuh tumpukan baju kotor itu. Tambah aneh. Tak kuat dengan sikap cuek putra-putrinya itu, ditambah tak tahan melihat benda kotor tidak pada tempatnya berlama-lama, sang ibu membereskan, menyucikan, dan menyetrikakan. Sambil terus melantunkan permohonannya pada Dzat Yang Maha Melihat dan Mendengar. “Pertemukanlah aku dengan siluman-siluman ini Ya Alloh, aku tidak akan memarahinya. Hanya akan kutunjukkan padanya arti tanggung jawab dan kejujuran.”
Di sepertiga malam terakhir setelah sholat lailnya, ibu pun menghamba dan bermunajat, “Ya Alloh, telah kusampaikan permohonanku untuk bertemu siluman 1 dan 2. Tapi jangan pertemukan aku dengan siluman ketiga.Ya Alloh, dekatkanlah aku dengan putri-putri yang selalu respek pada pertanyaan ibunya. Juga putri-putri yang selalu bertanggung jawab bila membawa benda-benda yang kotor. Karena tiada lain, kuingin menjaganya dari sakit dan prilaku buruk. Terima Kasih Ya Alloh.”
Ibu menceritakan kegundahannya tersebut padaku. Tentu akupun tergelitik untuk menguaknya. Kutempel tulisan doa ibu tersebut di pintu astri. Terbukti efektif. Alhasil, tak berapa lama, siluman 1 dan 2 menampakkan wajahnya. Keesokan harinya, keduanya mengakui perbuatan buruk yang ia lakukan. Aku dan Ibu menerima pengakuan dan permohonan maafnya. Mereka berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Penghuni astri lainnya tampak tidak mau disebut sebagai siluman. Sejak kejadian itu, tak ada siluman lagi. Kami bersyukur tidak dipertemukan dengan siluman ke-3. Alhamdulillah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren banget bunda. Salam sukses selalu...
Nggak horor kan. Terima kasih kunjungannya Bapak.
Keren,, Trik jitu yang boleh juga nih di coba... hehe... Sukses selalu
Sip. Bisa diaplikasikan, Pak. Semoga membantu. Salam sukses.
Ulasan penuh hikmah dan pembelajaran. Kejujuran selalu menyelesaikan persoalan. Baarakallah Bu Safiroh. Luar biasa tulisannya. Sehat dan sukses selalu. Salam literasi.
Alhamdulillah Bun. Pembiasaan karakter baik adalakalanya berliku. Kreatifitas menyelesaikan sangat perlu. Barokalloh Bu Zulfa. Salam sehat.
Hihi... Sang siluman akhirnya ngaku hehe.... Keren ceritanya, Bun.
Sip Bun. Mengakui dan berjanji berbenah diri. Alhamdulillah, sudah kapok jadi siluman. Cukup itu saja katanya. Hihi.
Sip Bun. Mengakui dan berjanji berbenah diri. Alhamdulillah, sudah kapok jadi siluman. Cukup itu saja katanya. Hihi.
Kirain siluman apa, rupanya tentang tidak bertanggung jawab.
Perlu kata sakti untuk menemukan silumannya. Alhamdulillah, mantul. Sekarang dia yang ketakutan. Hehe
Woei keren banget nih. Siluman sudah mengakui. Top.
Yess Bun, misi berhasil. Siluman menyerahkan diri. Alhamdulillah.
Hi, hi, hi ....Ceritanya ngeri-ngeri sedap bunda.Lanjutkan dengan karya berikutnya agar terwujud buku tunggal kumpulan cerita mistis atau horor.Selamat sore selamat menikmati kebersamaan dengan keluarga tercinta walaupun di rumah saja. Terimakasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk SKSS.
Ngeri sedap njih Pak Dhe. Nggak ada mistisnya lo. Salam sehat selalu Pak Dhe dan keluarga.
Keren
Sip. Kalau punya masalah yang sama, bisa jadi alternatif penyelesaian, Bun.
Keren banget Bunda
Terima kasih Bun. Semangat berkarya. Salam sukses selalu.
Tulisan yang menarik. Perlu strategi untuk mengatasi masalah. Alhamdulillah sukses. Sukses selalu, Bu Safiroh.
Njih Pak Edi, Alhamdulillah, masalah teratasi. Terima kasih, salam sukses.
Mantap bu termasuk pendidikan karakter sejak usia dini
Alhamdulillah. Pendidikan karakter yang sangat penting. Kejujuran. Terima kasih Bun. Salam sehat selalu.
Kisah nan menawan.. Semoga tidak ada ada lagi siluman. Sehat dan sukses selalu Bu cantik
Alhamdulillah, hingga sekarang silumannya nggak berani muncul lagi. Sudah trauma dia Bun.
Kerereeennn
Alhamdulillah, nulisnya sambil penuh doa ini Bun. Terima kasih dan salam sehat.
Mantap, Bu. Jangan sampai ada siluman ketiga hehe. Salam literasi.
Benar Bun, memang dibuat serem agar siluman ketiganya lari terbirit-birit. Alhamdulillah, siluman 1 dan 2 sudah insyaf.
Hehehehe, takut jadi siluman beneran ya Bu, jadinya mereka jujur. keren Bu dan salam sukses
Hihihi iya Bun, lebih baik taubat, Alhamdulillah selamat. Salam sukses Bun.
Akhirnya ketahuan juga siluman itu. Sukses selalu buat Ibu Safiroh
Terima kasih Pak Bambang. Memang lega kalau sudah ketemu Pak, dan ternyata dia nggak seseram yang disangka orang. hehe.
Keren kisahnya, Bu. Salam sukses selalu.
Alhamdulillah, salam sukses Ibu. Moga sehat selalu ya Bun.
hehe menakutkan...keren bunda
Takut yang mana Bun. Silumannya lo yang ketakutan. Syukurlah akhirnya dia muncul juga. Hehe
Awalnya cukup menegangkan.... Tapi akhirnya jadi melegakan.... Sifat siluman itu yang menakutkan bu
Keren kisahnya Bun.. ulasan yang memperlihatkan karakter. Sukses ya Bun.
Benar Bun, penanaman karakter jujur itu berbeda level tingkat penanganannya ya Bun.
Ih serem juga. Hehehe. Salam literasi dan sehat selalu.
Mana hayo Bun yang serem. HIhi, nggak ada lo, judulnya sih iya. Hayuk baca lagi.
Hehe siluman yang mengaku, inspiratif sekali Bunda. Salam sukses
Haha ... iya Bun, setelah mengaku, nggak mau jadi siluman lagi. Yess...moga diingat dan tidak mengulangi lagi.
Tulusan yang keren banget. Barokallah ukhti
Jazakillah Ibu. Ceritanya nggak misteri kok. Salam sehat dan sukses.
Keren bucan....kirain siluman beneran hehehe, jurus menemukan siluman 1 & 2 ampuh banget
Saya nggak ahli nulis siluman yang beneran. Alhamdulillah ampuh untuk menemukan siluman kw. Hahaha.
Mantap ulasan pada kolom ibu yaitu Siluman
terima kasih Pak, salam semangat berkarya dan sehat selalu.
Keren ibu cantik... Salam literasi
Terima kasih kunjungan dan apresiasinya Bun. Salam sehat.
Tulisan yg inspiratif dan religius. Barakallah Bu Safiroh
Alhamdulillah, untuk proses menulis saya, masalah pun menjadi ide untuk berkarya, pelan-pelan berusaha menuangkannya. Terima kasih.
Keren ulasannya bunda. Sukses dan sehat selalu
Amiin...Bun. Dalam rangka menghadapi permasalahan sehari-hari, Aldulillah terselesaikan.
Horor ya bun sedikit membayangkan wajah siluman seperti sinetron
Dibayangin horor, ditemuin anaknya cantik lo, dan mau syukurlah mau berbenah. Alhamdulillah.
Keren banget bunda. Salam sukses selalu.
Lika-liku mencari siluman, harus pakai jimat literasi ya Bun. Hehe.
Ha ha ha...ternyata siluman cantik, keren bunda...
iya Bun, cantik dia. Sekarang, setelah mengakui, jadi tambah cantik. Nggak mau jadi siluman lagi. Hehe...
Keren ceritanya Bu...Sukses
Banyak yang mengira cerita horor, asli, nggak ada seremnya kan. Terima kasih Pak.
Keren,sukses selalu bu
Terima kasih Bun, salam semangat berkarya dan sehat selalu.
Hehe keren Bu. Daripada dipanggil siluman mending mengaku ya.
Betul Bun. Akhirnya ngeri juga dia. Hahaha.
Hehe... bayangkan saja seruu... Kisah yg asyik, Bu. Salam sukses.
Seru kan, menemukan siluman, eh salah, menemukan anak yang mau jujur. Syukurlah, misi ini sukses.
O kalau yang ini sih siluman penghuni asrama
Betul...betul...betul... Ternyata nggak ada silumannya. Adanya anak yang mau berubah jadi baik. Alhamdulilah.
Alhamdulillah ternyata silumannya sudah menyadari kesalahannya ya Bun. Syukurlah ...Salam sehat selalu.
Benar Bun, Alhamdulillah, pilih jadi anak baik daripada jadi siluman. Salam sehat.
Cakep betul ceritanya Bunda, salam sukses selalu
Terima kasih Pak Pur. Salam sukses.
Cakep betul ceritanya Bunda, salam sukses selalu
Terima kasih Pak Pur. Salam sehat dan sukses selalu.
ulasan penuh hikmah dan pembelajaran. Kejujuran selalu menyelesaikan persoalan. Baarakallah Bu Safiroh. Luar biasa tulisannya. Sehat dan sukses selalu.
Njih Bun, proses menanamkan karakter jujur di setiap jenjangnya bertingkat juga. Alhamdulillah. Terima kasih Bun.
keren, jurus jitu ...
iya Bun benar mujarab. Alhamdulillah.
iya Bun benar mujarab. Alhamdulillah.
Keren ulasannya Ibu
Terima kasih Bapak. Salam sehat dan sukses.
Horor. Mari SKSS sahabat
Judulnya saja yang horor Pak, nggak serem kok, Hehe. Salam sukses.
Jadi Ghost hunter ya? Keren Bu Firoh. Salam sehat terus berkarya.
Iya Pak, benar ghost hunter. hihihi. Matur nuwun Pak Isak njih Pak Isak, benar ghost hunter. hihihi. Matur nuwun. Salam sehat.
Keren. Ternyata tak semua siluman menakutkan, ada yang menjengkelkan juga, ya, Bund. wkwkwk. Alhamdulillah, masalahnya bisa diselesaikan. Sukses selalu untuk Bunda Safiroh
Hahaha...betul Bun, siluman yang menjengkelkan. Syukurlah mau berubah jadi baik. Alhamdulillah.
Kisah horor bunda. Sukses,keren ulasannya.
Hmm...ini kisah nyata Bun. Menyerahkan diri silumannya. Alhamdulillah.
Mantab ceritanya bunda,sukses selalu dan tetap semangat bunda.
Alhamdulillah, terima kasih Bun. Salam sehat dan semangat.
Mungkin itu hanya halusinasi bunda Syafiro. sukses selalu buat bunda. salam skss
Beneran lo itu, Pak, duh ketemu silumannya. Alhamdulillah.
Keren... Pemecahan masalah yang hebat... Ah tak selamanya siluman itu menakutkan... Salam sukses
Alhamdulillah, silumannya, eh salah, anaknya jujur dan mau berubah jadi baik. Hehe.
Akhirnya katauan juga ya... Alhamdulillah... sukses selalu Bund
Yes.... modal nempel tulisan. Terima kasih kunjungannya Bun.
Terima kasih banyak untuk Admin dan sahabat pembaca yang berbahagia. Semoga kita semua dalam keadaan sehat selalu. Salam sehat, bahagia dan sukses selalu. Salam literasi.