Pagar Mangkok
Karakter asli bangsa Indonesia sangat indah dan penuh warna keteladanan. Bagaimana tidak? Bangsa besar kita sudah sejak dulu terkenal dengan keramahtamahannya, kegotongroyongannya, halus lembut bahasa, menundukkan pandangan bila berbicara dengan orang yang lebih tua, sopan santun, dan murah senyum semua itu diakui oleh bangsa-bangsa lain di dunia.
Bagaimana tidak? Bangsa kita terkenal dengan kerja keras dalam mengarungi lautan yang buas, membanting tulang untuk membuka lahan baru dengan menembus bukit pegunungan, bahkan mengolah aneka makanan dengan sangat kreatif untuk mempertahankan hidup dalam menciptakan ketahanan pangan. Bagaimana tidak merasa bahagia dan bangga hidup di wilayah bangsa yang sejak dulu nenek moyangnya, merupakan bangsa yang sangat kreatif dalam urusan makanan.
Usaha mengawetkan bahan pangan saja sudah jauh lebih maju daripada bangsa lain. Singkong saja bisa dijadikan olahan yang siap saji sampai diawetkan menjadi bahan pangan yang tahan lama tanpa menggunakan obat pengawet.
Alam semesta yang merupakan anugerah Tuhan yang dimanfaatkan dalam membantu semua kreatifitasnya. Singkong rebus, goreng, kolak yang segar dan siap saji juga singkong yang dibuat gethuk, gatot, keripik, manggleng pedas manis, lanting, gembus dan lain sebagainya, bahkan bisa dibuat sayur tumis dicampur dengan daun melinjo muda.
Hasil sumber daya alam yang melimpah di lautan bisa dimanfaatkan dengan berbagai produk. Ikan segarnya, ikan asin, kerupuk kulitnya, daging /fillet ikan yang dibuat krispi fish sampai duri ikan pun bisa digunakan untuk campuran makanan/puur ikan. Sungguh kita harus bangga dengan warisan nenek moyang bangsa ini.
Selain kreatifitas pengolahan makanan yang merupakan ide briliant dalam mempersiapkan ketahanan pangan bagi masyarakat. Karakter positif dalam bertetangga sudah mengakar kuat bagi warga masyarakat. Sejatinya bila diamati lebih dalam sungguh semua itu merupakan penerapan ajaran dari nabi dan ulama di nusantara, Indonesia.
Sebut saja ungkapan pagar mangkok lebih kuat dari pada pagar tembok, ungkapan tersebut adalah warisan pendahulu orang tua kita. Bila kita telusuri merupakan ungkapan yang penuh makna dan hikmah pelajaran di dalamnya. Pagar adalah pembatas sebuah bangunan, bagaimana mungkin pagar terbuat dari mangkok lebih kuat dari pada pagar dari tembok yang terbuat dari batu bata dan semen?
Itulah hebatnya bangsa kita dan penduduknya, bangsa yang mewariskan setiap ungkapan bermanfaat bagi kelangsungan hidup suatu masyarakat yang menumbuhkan dan menyuburkan kerukunan antar warga masyarakat.
Pagar mangkok dalam artian saling memberi dalam bentuk makanan atau masakan tertentu yang diberikan kepada tetangga dekat atau kawan. Hal ini menyimpan makna akan lebih mengokohkan persaudaraan, persahabatan, mendekatkan hati daripada sebuah pagar tembok. Tentu penerapan dalam kehidupan bermasyarakat meskipun rumah kita ada pagar temboknya tetap pagar mangkok sudah seharusnya tetap dibangun agar kuat, kokoh dan dekat di hati.
Makna yang lebih mendalam lagi adalah pagar mangkok sebagai kiasan agar bersedekah, memberi hadiah dengan tetangga atau saudara terdekat dalam bentuk yang tidak harus berupa makanan. Namun bila berupa makanan sejatinya juga lebih mendekatkan hati dalam bertetangga atau bersaudara karena ada tenaga yang dikeluarkan dan keringat dalam mengolah makanan tersebut.
Hal demikian sejalan dengan nasihat-nasihat dari pendahulu bangsa ini, para alim ulama pewaris nabi. Bila memasak sayur perbanyaklah kuahnya agar saudara kita ikut menikmatinya meskipun hanya semangkok kecil yang diantar ke tetangga atau saudara. Atau bila kita memasak tentu bau harum menyebar sampai menusuk hidung tetangga atau saudara dekat sebaiknya diberi sekedar semangkok kecil agar tidak hanya mencium aromanya.
Era modern sudah berubah, terkadang kita menikmati aneka sajian makanan yang lezat dari sahabat kita, namun hanya melalui sebuah gambar. Santapan lezat tapi hanya melalui status gawainya.
Itulah media, harus bijak dan pintar memanfaatkannya. Sebaiknya bila mengunakan internet untuk mencari resep makanan, lalu mencobanya dan ketika matang siap diantar ke rumah tetangga,saudara atau teman agar ikut mencicipinya.
Pernah ada yang mengatakan bila mengirimkan gambar makanan kepada teman atau saudara, namun tidak diberi sama saja dengan seperti sedang memasak dan tercium aroma lezatnya namun tidak kau beri tetanggamu.
Semestinya ungkapan orang tua kita dulu masih dan selamanya pantas kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pagar mangkok lebih kuat dari pada pagar tembok, artinya ungkapan yang memerintahkan kita untuk senantiasa bersedekah meski hanya semangkok sayur bening, karena kita sudah menambah kuahnya dalam memasak. Pagar Mangkok...
#pagar mangkok kolak singkong,27 Des 2018#
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wah sangat mengingatkan, sangat sepakat budaya turun temurun seyogyanya dilestarikan supaya tidak hilang, konsep nenek moyang adalah resep sosial secara turun temurun. Apakah kita akan mengabaikannya tentu tidak. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah.
Sudah seharusnya hal baik yg diajarkan orang tua kitalah yg meneruskan dan melestarikannya. Sehat dan bahagia, Pak Mulya...
Iya bu, dilestarikan menjadi sebuah buku lebih keren lagi. Berdasarkan asal daerah
Terima kasih Bu Fila.Jadi tahu istilah baru Pagar Mangkok, ternyata artinya luar biasa.
Nasehat simbah.,Bu. Masih diingat dan berusaha dilaksanakan sebisanya.Mksh,Bu Dyah sudah singgah. Sehat dan bahagia Hasna dan ayah bunda...
Luar biasaaa...tepat sekali Jeng Fila, pagar mangkok adalah budaya yang harus dilestarikan, tanda kerukunan hidup bertetangga, bahkan sebagaimana diajarkan bila memasak agar diperbanyak kuahnya, agar tetangga ikut merasakan ... Makasih sudah diingatkan..sehat nsukses Jeng...barakallah
Nggih, Bu. Saling mengingatkan meski hal sederhana terkadang kita bisa saja terlupa. Mksh, Bu Lupi sudah singgah. Sehat dan bahagia, Bu...
Padahal hadits Rasulullah SAW bersabda, muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka ia harus memuliakan tetangganya. Pagar Mangkok, harus dilestarikan selama kita masih punya tetangga. Masyaallah, ruarrr biasa Bunda Fila. Jazakillah khoir untuk mangkoknya. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, Bunda.
Semoga kita senantiasa bisa melestarikannya, Bun. Sahabat,saudara dan tetangga. Maya dan nyata kita beri agar mendekatkan hati dan menjaga nyala obor persaudaraan dan persahabatan tetap menyala. Mksh, Bunda sudah singgah. Semoga Bunda dan Abah sehat selalu...
Subhanallah, budaya memberi walau sekedar satu mangkok merupakan hal yang perlu dipertahankan, karena berbagi merupakan sesuatu yang diajarkan agama, agar silaturahim terus terjalin. Sukses selalu dan barakallah
Nggih, Bu. Terimakasih, Bu Pipi sudah mampir. Sehat dan bahagia ibu,keluarga dan sahabat...
Alhamdulillah..sudah dapat semangkok kangkung..dari mbakyu Fila....Semoga selalu sehat dan menginspirasi..Barakallah..
Lumayan buat teman nasi. Mksh, Bu sudah mampir. Sehat dan bahagia, Bu
Betul sekali, pagar mangkok lebih kuat daripada pagar tembok. Pelajaran yang luar biasa kalau diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.... Sukses selalu
Betul, Pak. Berusaha sebisanya dilakukan. Agar mendekatkan persaudaraan tetangga, saudara. Mksh, Pak Aris sudah singgah. Sehat dan semangat, Pak Aris dan keluarga...
Antar mengntar kepada jiran masih kita temui di desa, begitu kita hijrah kekota suasana seperti ini sudah jarang kita temukan.padahal memuliakan jiran adalah suatu keniscayaan.Barakillah ibu guru
Betu sekali, Abah. Nuansa otu ada di desa. Namun tinggal di kota tdk sepenuhnya bisa dilakukan. Terimakasih, Abah sudah kersa pinarak.Sehat dan bahagia utk Abah, Bubda dan keluarga...
Selamat dan sukses selalu, buk. Dah lama gak mampir...
Iya, Pak. Tidak apa-apa. Kesibukan yang membuat kita kadang belum bisa mampir. Terimakasih, Pak Taufik. Sehat dan bahagia, Bapak dan keluarga...
Alhamdulillah, menemukan tulisan yang mengingatkan jati diri kita yang sebenarnya, jati diri sebagai bangsa yang berbudaya. Sarat dengan ajaran kebajikan melalui cara yang indah. Itulah pepatah, semboyan, dan sejenisnya. Semoga dapet mengamalkannya.
Nggih,Pak.Semoga hal baik yang memberi manfaat dan keberkahan senantiasa berusaha kita lakukan. Terimakasih sudah singgah, Pak. Sehat dan bahagia bapak, keluarga dan sahabat...