Fathan dan Mamanya
Ketika Bu Marni mengandung anak kelima, Bu Marni sempat mengkhawatirkan bayinya, bila saatnya bekerja lagi akan dititipkan kepada siapa anaknya. Karena ketika hamil anak yang kelima, anak Bu Marni yang nomor empat baru berusia dua setengah tahun. Anak itu masih dititipkan pada Mamak Atin pengasuhnya, bila ditinggal bekerja. Bila mengasuh dua anak sekaligus tentu akan kerepotan.
Hari berganti hari usia kandungan Bu Marni semakin bertambah besar. Tak terasa seiring berlalunya waktu, kesibukan demi kesibukan pekerjaan di rumah maupun di sekolah tempat Bu Marni mengabdikan diri selesai dengan hasil yang baik.
Hidup di lingkungan pedesaan membuat nyaman dan hemat, sayur mayur bisa hasil menanam sendiri. Ketika memiliki rejeki tinggal membeli bumbu dapur atau ikan, tahu dan tempe. Memang suami Bu Marni dulu pernah usaha ternak ayam namun seiring bertambahnya anak-anak dan banyaknya pekerjaan suami Bu Marni memutuskan untuk menghentikan usaha ternak ayamnya.
Malam Jum’at sore itu, ada Pak Bardi yang datang untuk menyampaikan undangan kendurenan di rumah Mas Aris dalam rangka selamatan menempati rumah baru. Memang ada bangunan rumah baru di dekat rumah Bu Marni, yang belum seratus persen selesai dibangun. Mbak Sumiyati dan Mas Aris yang akan menempati rumah baru tersebut. Karena memang tanah peninggalan orang tua Mbak Sumiyati bersebelahan dengan rumah Pak Bardi.
Mas Aris dan Mbak Sumiyati sudah dua belas tahun berumah tangga belum dikaruniai momongan. Selama ini mereka hidup bersama orang tua Mbak Sumiyati di desa tak jauh dari tempat tinggal Bu Marni. Baru kali ini bisa membuat rumah sederhana yang meskipun belum seratus persen jadi namun sudah layak untuk ditempati.
Acara kendurenan malam itu dihadiri Pak Kyai dan tetangga di sebelah kanan kiri Mbak Sumiyati. Setelah membaca Surat Yasin beserta rangkaian tahlil yang dipimpin Kyai Bahrudin selesai, mereka yang hadir menikmati hidangan sambil berbincang-bincang sambil diselingi tawa.
Kyai Bahrudin memberi tausiyah dan doa bersama agar Mas Aris dan Mbak Sumiyati menempati rumah baru dengan nyaman,betah. Kyai Bahrudin juga menasehati agar melaksanakan amalan membaca A Qur’an agar rumah menjadi sejuk dan tenang. Tak lupa Kyai Bahrudin mendoakan agar keluarga Mas Aris segera dikaruniai momongan untuk menambah kehangatan rumahnya.
Sesampainya di rumah suami Bu Marni membuka nasi berkat dari kendurenan untuk dinikmati bersama anak-anaknya. Sambil menikmati acara televisi Bu Marni dan suaminya berbincang-bincang tentang keluarga Mas Aris dan Mbak Sumiyati yang belum memiliki momongan. Usia Mbak Sumiyati sudah 43 tahun. Meskipun sudah berusaha kesana kemari belum juga menunjukkan tanda-tanda kehamilan.
‘’Bagaimana bila Mbak Sumiyati besok kita mintai tolong untuk mengasuh anak kita bila sudah lahir, ya Bu?’’ tanya suami Bu Marni. Sambil mengelus perutnya yang sudah semakin besar. Memang menurut perkiraan bidan yang memeriksa Bu Marni minggu-minggu ini bayi yang dikandungnya akan segera lahir. Sambil tersenyum Bu Marni menjawab,’’Kalau memang Mbak Sumiyati berkenan untuk membantu mengasuh bayi kita, ibu pun menyetujuinya. Meskipun orang baru di lingkungan kita toh kita sudah mengenal semua keluarga Mas Aris dan Mbak Sumiyati.’’
Hari berganti hari, akhirnya Rabu dini hari yang dingin Bu Marni merasakan mulas hebat akan melahirkan bayinya. Segera Bu Marni dan suaminya menuju rumah bidan terdekat untuk bersama-sama pergi ke puskesmas. Karena aturan yang berlaku saat itu ibu yang melahirkan diharuskan ke puskesmas.
Karena sudah tidak tahan Bu Marni tidak mau diantar ke puskesmas. Segera ia tiduran di atas dipan milik bidan yang akan mengantarkannya ke puskesmas. Setelah bidan memeriksa ternyata kepala bayi sudah terlihat lima sentimeter, segera bidan menelepon tenaga kesehatan yang sedang piket di puskesmas yang ada di kota kecamatan. Belum selesai menelpon, suami Bu Marni sudah berteriak memanggil bidan dari ruangan tempat Bu Marni diperiksa.
Mendengar suara suami Bu Marni yang keras, ibu bidan segera masuk dan segera membantu proses persalinan Bu Marni. Tak berapa lama terdengar suara tangisan bayi yang keras sekali. Di luar terdengar deru motor datang, tak berapa lama dua perawat dari puskesmas datang ikut membantu bidan merawat Bu Marni dan bayinya.
Karena ibu dan bayinya sehat, siang harinya setelah pemeriksaan bidan, Bu Marni sudah diperbolehkaan pulang bersama bayi laki-laki seberat 3,0 kilogram itu. Ternyata bayi Bu Marni tidak mau diajak ke puskesmas, bayi itu lahir dengan selamat di rumah bidan desa. Ada rasa haru dan syukur dalam hati Bu Marni karena karunia bayi laki-laki yang akan menambah ramai keluarganya.
Karena Bu Marni sudah tidak mendapat hak cuti hamil dan melahirkan, Bu Marni hanya ijin selama seminggu setelah melahirkan lalu berangkat bekerja kembali. Dengan menggendong bayi mungilnya Bu Marni datang berkunjung ke rumah Mbak Sumiyati untuk meminta tolong mengasuh bayinya selama ibunya bekerja.
Ada rasa haru dan bahagia nampak dari wajah Mbak Sumiyati menerima bayi itu, segera ia menggendong dan menciuminya. Sejak saat itu Fathan Yahya Ilmi diasuh dan dianggap anak sendiri oleh Mas Aris dan Mbak Sumiyati. Bayi laki-laki itu setiap pagi diantar ke rumah Mama dan Ayahnya, begitu Fathan memanggil pengasuhnya. Setelah Bu Marni pulang bekerja diantar kembali ke rumah Bu Marni.
Mama dan ayah benar-benar merasakan seperti memiliki anak sendiri. Mama Sum merasakan senangnya dipanggil mama, demikian ayahnya sudah merasakan bagaimana akan berangkat bekerja ditangisi seorang anak setiap pagi. Kebahagiaan yang nyata bagi mereka adalah rumah yang baru mereka tempati tanpa diduga, diantarkan juga seorang bayi yang meramaikan rumahnya.
Tak terasa tiga setengah tahun berlalu Fathan memiliki bapak dan ibu sekaligus ayah Aris dan Mama Sum. Kasih sayang berlimpah, bersyukur kehadiratNya atas didatangkannya pengasuh untuk Fathan yang mencintainya dengan tulus...
#terimakasih, mama, ayah...11122018#
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Anak itu amanah yang harus dijaga ya dan tidak harus dijaga oleh ibu dan ayah kandungnya. Bagus ceritanya
Nggih, Bun. Bersama-sama menjaga dan merawatnya. Mksh, Bunda Sri sudah berkenan singgah. Sehat dan sukses utk bunda dan keluarga...
Subhanallah Bu Marni, selalu hadir dengan cerita keluarganya yang hangat. Fathan temukan empat cinta sekaligus. Cinta ayah dan mama juga cinta bapak dan ibu. Tak semua anak mendapatkan limpahan kasih dari orang tua yang melimpah ruah seperti Dik Fathan. Ayah Ais dan Mama Sumiyati pastinya mengharu biru mendapatkan anugerah mengasuh sang putra nan tampan menggoda, Fathahn Yahya Ilmi. Kelahirannya yang begitu menyakitkan seolah pupus melihat pipi gembul dan tawanya yang ceria. Barakallahu Ibu Fila, selalu ditunggu cerita Bu Marni dan keluarganya. Terimakasih Ibu Fila.
Nggih, Bu Ayu. Semoga Fathan dapat membahagiakan kefua orang tuanya sekaligus ayah dan mamanya. Mksh, Bu Ayu sudah singgah ke rumah Marni. Sehat dan sukses utk ibu dan keluarga...
Berkah berbuat karimah. Salam sukses,Bun!
Terimakasih, Pak sudah berkunjung. Semoga bisa nulari pada sang pamong. Sehat dan sukses utk Bapak dan keluarga...
Mudah-mudahan mama sum segera mendapatkan momongan
Amin ya robbalalamin. Mksh, Bu doanya Mksh, sudah singgah di rumah Marni. Semangat dan sehat utk Hasna dan ayah bunda...
ALhamdulillah...semua sudah diatur oleh-Nya....dulu sewaktu anak-anak masih kecil kadang saya merasa ngiri ketika mereka memanggil yang mengasuhnya Mama'...( hehehe..egois ya ) sekarang sudah besar-besar . Cerita yang menarik Jeng Fila...sehat n sukses..
Kebahagiaan tersendiri buat mbak Sum dipanggil mama oleh Fathan, Bu. Mksh, ibu sudah singgah. Sehat dan berkah utk ibu dan keluarga...
Takdir Allah begitu indah. Mama dan ayah bahagia, bapak dan ibu lega sedangkan Fathan tumbuh sehat terjaga. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, Bunda Fila.
Nggih, Bun. Takdir mengantar Mbak Sum untuk menimang bayi yg dirindukannya. Mksh, Bunda berkenan singgah. Sehat dan berkah utk Bunda dan keluarga...
Salam literasi semoga bertambah momongannya
Semoga sang pamong mdptkan kebahagiaan karena momong dan ketularan punya buah hati sendiri.ksh,Pak
Kebahagian mewarnai dua keluarga saling mengasihi. Sejatinya kebaikan dibalas kebaikan sesuai QS ar rahman:60. Tulisan yang renyah dan apik tak ada cela. Sukses selalu dan barakallah
Seakan dikirimkan seorang wanita yg akan membantu mengasuh anak Marni, Bu. Mksh, ibu sudah singgah. Sehat dan berkah utk ibu dan keluarga...
Kisah yang bisa jadi kenangan ketika anak2 sudah besar..Semoga selalu sehat dan menginspirasi..mbakyuu..
Betul,Bu Rini. Akan menjadi sejarah indah bagi ayah dan mama dalam mengasuh Fathan. Semoga berkah senantiasa bersama keluarga bapak ibu dan ayah mamanya. Mksh, Bu Rini sudah singgah. Sehat dan sukses utk ibu dan keluarga...
Betul,Bu Rini. Akan menjadi sejarah indah bagi ayah dan mama dalam mengasuh Fathan. Semoga berkah senantiasa bersama keluarga bapak ibu dan ayah mamanya. Mksh, Bu Rini sudah singgah. Sehat dan sukses utk ibu dan keluarga...