FIDA ASMAYANI, S.Pd.I

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Habis Manis Sepah diBuang (Tantangan Menilis Hari Ke-43)

Habis Manis Sepah diBuang (Tantangan Menilis Hari Ke-43)

#Tantangan Menulis Hari Ke-43

 

Habis manis sepah dibuang, itulah pepatah yang pas untuk diriku saat ini. Meskipun aku tidak dianggap ada, aku tetap melakukan tugasku disamping tugas sebagai guru. Karena menurutku setiap perbuataan kita tidak harus di lihat oleh orang lain. Seperti jarum jam, dia akan tertus berdetak dan berputar menunjukkan waktu meskipun tidak selalu dilihat.

 

Hanya karena aku mengundurkan diri menjadi guru ekskul menari  beberapa tahun lalu, sejak itu aku seperti tidak berarti dimata Kepala Sekolah tempatku bertugas yang sebelumnya merupakan guru disekolah kami. Beliau menggantikan Kepala Sekolah yang sebelumnya karena pensiun.Pengabdian dan pengorbanan yang pernah kulakukan diluar tugas pokokku sebagai guru seperti tidak berarti sama sekali. Meskipun aku pernah beberapa kali mengharumkan nama sekolah mulai dari tingkat kecamatan sampai tingkat kabupaten.

 

Keputusan yang kuambil juga dengan alasan kemanusiaan. Saat itu aku masih mempunyai bayi yang usianya baru 6 bulan. Sering sakit-sakitan. Dan ketika dibawa kedokter, menurut hasil diagnosa, bayiku mengalami gizi buruk. Betapa terkejutnya aku mendengar apa yang disampaikan dokter.  Pada hal untuk kebutuhan gizinya aku penuhi. Aku sedih, aku merasa gagal menjadi seorang ibu. 

 

Aku penasaran kenapa bayiku bisa mengalami gizi buruk? Ternyata ketika bayi kutitipkan disaat aku bekerja tidak pernah diberikan susu sama pengasuhnya. Hanya diberi air putih. Menurut para tetangga susu bayiku untuk anaknya yang sudah berumur lima tahun.

 

Aku kecewa sekali. Ingin rasanya kujambak rambut pengasuh bayiku itu. Tapi kalau itu aku lakukan apa bisa menyembuhkan anakku tanpa adanya usaha medis? 

 

Sejak kejadian itu aku mengasuh bayiku sendiri. Sempat juga bayiku diopname dirumah sakit selama 2 hari. 

 

Itulah alasannya kenapa aku mengundurkan diri dari guru ekskul menari. Anak kandungku yang masih bayi sangat membutuhkan dekapanku. 

 

Sejak saat itu sampai sekarang apa yang aku lakukan tidak berarti dan selalu salah dimata beliau. Pada hal aku tidak pernah mendapat honor saat mengajar ekskul. Sempat beberapa guru dari sekolah lain menyarankan agar aku mutasi ke sekolah lain, karena mereka mendengar kalau urusanku selalu dipersulit beliau tanpa alasan yang jelas. Akupun sempat mengurus mutasiku. Tapi salah satu rekan guru disekolahku berkata, "ibu tega meninggalkan kami hanya karena satu orang? Ibu harus kuat dan yakin badai pasti berlalu". Seketika air mataku jatuh, aku lupa ternyata masih banyak orang yang simpati dan peduli kepadaku. Allah telah mengirimkan kepadaku teman yang seperti saudara meskipun ada yang beda keyakinan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sukses selalu bun

30 Apr
Balas

Aamiin. Terimakasih. Sukses juga buat bunda. Jazakillahu khairan katsira

01 May



search

New Post