Uban (11)
Sungguh tak pernah kuduga, bahwa hal ini akan benar benar terjadi pada diriku. Kami lima bersaudara, tiga lelaki dan dua wanita, sangat bersyukur, memiliki seorang ibu yang luar biasa. Beliau mengasuh, membimbing dan membesarkan kami dengan kasih dan rasa tanggungjawabnya yang tinggi sehingga kamipun jadilah seperti sekarang ini. Kami, lima bersaudara selalu sayang dan mengasihi satu sama lain. Tidak ada satupun dari kami, mulai kecil sampai dewasa menjadi anak yang nakal. Dari sinilah lah kisah ini akan kumulai.
Bertetangga menjadikan hidup ini penuh warna, begitu juga dengan kami di perumahan ini. Di depan rumah kami,tinggallah sepasang suami istri yang memiliki dua orang anak, yang besar berusia lima tahun dan yang kecil berusia tiga tahun. Kedua putra tetangga kami ini amatlah lucu dan menggemaskan. Tak heran kalau keduanya pun selalu jadi pusat perhatian kami di perumahan, tak terkecuali aku.
Sekedar info, anak tetangga kami yang besar, nakalnya minta ampun. Ada saja ulahnya. Mulai dari menjahili adiknya sampai menangis sampai dengan kegemarannya menyembunyikan sandal tamu tamu yang berkunjung ke rumahnya. Hari itu, Mnggu, kami sekeluarga ingin berkunjung ke rumahnya, karena kami mendengar adiknya sedang sakit. Singkat cerita, kamipun telah sampai dan ternyata bukan hanya kami yang datang, tetangga yang lainpun ikut menjenguk. Dan sudah bisa ditebak, kenakalan si sulung, kali inipun luar biasa, tak hentinya menggoda sang adik sampai menangis, kami yg melihat pun dibuat kesal karena ulahnya. Saat itulah, bak pahlawan, aku memberanikan diri menegurnya dengan halus, supaya jangan nakal, kasihan adiknya, kan masih kecil. Tak lupa juga aku bilang, kalau kakak terus nakal ,kasihan mamanya, nanti rambut mama akan terus bertambah ubannya, ujarku sambil menunjuk ke arah mamanya. Dengan perasaan jengkel karena ku tegur, si kakak menatap tajam ke arahku dan juga ke arah ibuku dan spontan ia berkata," Om, aku mau tanya, kenapa rambut nenek putih semua, berarti om pasti sangatlah nakal kan, sehingga nenek tak memiliki satu rambutpun yang hitam. Aku melongo dan terkejut dibuatnya, sedangkan tetangga kami yang lainpun tertawa terbahak-bahak, apalagi adikku, terpingkal-pingkal sambil mengeluarkan air mata. Akupun tersenyum kecut, menyadari akulah penyebab rambut ibuku beruban.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
keren...senjata makan tuansukses selalu
Lha iya tho...jadi malu...salam literasi...
Hehe... keren Pak ceritanya.
Terima kasih...salam literasi...
Terima kasih...salam literasi...
Hahahaha....waduh lucu endingnya. Sukses selalu tuk bapak.
Hehehe.....
Hahahaa.. Ada-ada saja. Sukses pak
Terima kasih...
haha, kasiaan bapak dibalikin
Anak jaman now....ada aja akalnya....
Terima kasih....salam literasi....
Keren ...memang uban jd masalah
Terima kasih....
Ha..ha.. Peluru berbalik arah
Betul itu....salam literasi....