TANGISAN RIANI
TANGISAN RIANI
Sabtu, 29 Februari 2020
-----------------
Adzan Subuh mulai berkumandang Di setiap Masjid di Kota Makassar.
Ku terbangun dari tidur Panjangku berharap hari ini Allah mudahkan Segalanya.
Setelah mandi dan sholat Subuh, akupun bergegas Memanaskan mobil dan berangkat Ke Kab.Bantaeng bersama Ust.Abu sofia.
Dalam perjalanan, saya banyak belajar tentang Parenting dari beliau, bagaiamana Menjadi suami yang baik dan bagaiamana memulai kehidupan yang baru dalam bingkai rumah tangga.
Empat jam perjalanan telah kami lalui, tibalah kami di Kab.Bantaeng. Kami tidak langsung Kerumah Riani, terlebih dahulu Kami singgah di Rumah Guru SMA-Nya.
Ibu Tasniah, Sapaan Untuk guru SMA Riani sekaligus orangtua keduanya.
Sayapun kaget, ketika Minuman hangat di keluarkan oleh Riani di atas Nampan coklat.
"Ternyata Dia tidak pulang kerumahnya, sejak kemarin Dia tinggal disini".
batinku.
Kucoba untuk tidak Melihatnya.
Tetap menunduk, mencoba selalu menepis dan membungkam mulutku.
Seolah bukan Dia tujuanku hadir disini.
"Ust.Febri, Apasih alasannya, Jumriani ini Perlu untuk di perjuangkan?"
Tanya Bu.Tasniah.
Seketika ku letakkan minuman hangat yang baru saja ku teguk.
Setelah saya menjelaskan sedikit tentang Les private smart home dan sekolah Impian, kemudian saya pun mepanjutkan.
"Sederhana saya menyukainya Bu, selain karena Jum sabar, dia juga Bisa membuat saya menjadi sabar.
Selain Itu, saya juga pernah melihatnya mengangkat cangkul di Kebun Bu.
Bagi saya, wanita yang mengangkat cangkul adalah wanita yang bisa diajak berjuang dari Nol.
Wanita yang pekerja keras.
Dan bagi saya, Langka wanita seperti dia Bu.
Dia Seperti ibuku yang pekerja Keras".
Ungkapku tegas.
Setelah makan siang, kami Pun berangkat menuju kediaman Riani.
Ayah, Ibu dan sanak saudara yang lain menjemput kami di depan Pintu, seakan Menunggu tamu yang dinantinya.
Hanya Om yang duduk di kursi menemani Kami.
Ayah, Ibu, Riani, Bu.Tasniah dan keluarga yang lain masuk kedalam Ruang tengah, memperjelas tujuan kami datang kesini.
Suara Takbir Adzan Mulai terdengar, kami yang laki-laki mohon izin untuk melaksankan Sholat Zuhur di Masjid.
Usai Sholat zuhur kami kembali Ke Kediaman Riani.
"Sudah sangat lama Rasanya dibalik Tirai itu". gumamku dalam hati.
Terdengar tangisan Riani di balik tirai itu, ntah apa yang dibicarkannya. hampir Satu jam kami menunggu di Ruang tamu. Teh pun mulai dingin karena Kami menanti jawaban yang sesungguhnya.
Bu.Tasniah keluar menghampir Kami, dengan butiran air mata membasahi pipinya.
"Kita balikmi dulu Pak.
nanti di Mobil Saya Jelaskanki"
Tangis Bu.Tasniah.
Next.
#tantanganmenulisgurusiana
#tantanganmenulisharike-14
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar