GURU BAHASA ARAB
Part. 4
Mentari Pagi Mulai Bersinar terang, embun pagi membasahi deduanan, cahaya matahari memasuki celah disetiap Jendela di sekolah impian.
Senyum Mekar dari siswa silih berganti menyambut Sejuknya di pagi hari itu, siswa kadang berlarian berebut tempat untuk bermain Ayunan disekolah Impian.
Adapula yang Hanya Jongkok di depan papan Spnduk bertuliskan Sekolah Impian, sambil mengorek-ngorek tanah, entah apa yang di lakukannya.
Tampak pula ada siswa yang berbelanja di kantin, mereka sudah kami tanamkan Bahwa Ketika Makan Harus duduk.
Tampaklah mereka duduk dibeberapa tempat sudut sudut Rumah di Perumahan itu, memang sekolah kami berada di Perumahan yang dekat dengan kampung savana.
Anak anak Menolehkan wajahnya di gerbang Perumahan, ketika Bunyi motor dari Salah seorang guru datang.
Mereka langsung bergembira Menyambut kedatangan guru mereka.
Subut saja Namanya Bundif, yaah.
Namanya Bundif, kepanjangan Dari Bunda Andifa dan Bunda Mirna dengan suaminya.
Panggilan Bunda Melekat kepada Guru guru Perempuan di Sekolah Impian.
Pulul 07.00 Anak anakpun Berkumpul di depan sekolah, ada yang memakai sandal, adapula yang memakai Sepatu. Kami tidak menghukum bagi siswa yang memakai sandal, karena kami paham bahwa Mereka tak mampu untuk membeli Sepatu.
Bagi kami Bukan seragam yang terpenting.
Yang terpenting adalah kemauan siswa untuk hadir belajar di sekolah.
Pagi sekali, Saya Hadir di kala itu. Sengaja datang pagi hari disekolah Hanya Untuk melihat siapa guru guru yang hadir cepat dan Siapa yang sering terlambat.
Saya hadir hanya mengevaluasi segala bentuk kegiatan sekolah.
Saya hadir sebagai sarana Mendengar dari masukan masukan guru guru.
Apa yang perlu di benahi dan apa yang selanjutnya yang harus di lakukan.
Setiap kelas Terdengar Hapalan siswa, teriakannya tak mau kalah dengan kelas yang berada di sampingnya.
Suara mereka, Seakan mencari Juara, siapa yang akan Juara Pertama dalam perlombaan Suara terbesar.
Ku berdiam diri.
Duduk didepan laptop Terbuka dengan cahaya laptop menyinari Wajahku, ku termenung diri, berfikir dalam-dalam dan Berusaha untuk menyusun Puzzle Masa depan anak anak Sekolah Impian.
Hatiku Berkata.
"Anak anak ini tidak Boleh kuliah di Indonesia, mereka Harus Kuliah di Luar Negeri"
Fikirku terus melayang, puzzle Puzzle Masa depan anak anak mulai Tersusun rapi dalam benakku.
"Yaa. Anak didik kami harus bisa menguasai bahasa Inggris dan Bahasa Arab, untuk bisa kuliah Diluar negeri mereka harus Paham kedua Bahasa ini, dan penguasan Bahasa harus di Mulai sejak dini"
Kobarku dalam Dada, membuatku tersenyum dan berucap.
"Sekolah Ini Harus mencari Guru bahasa Arab".
Guru bahasa inggris sudah Ada, ada Bunda Andifa, ada Bunda herna, ada Bunda Hikmah, ada bunda Jannah.
"Yaa.. Guru Bahasa arab"
Ku malai Mencari Guru guru Les private Smart Home.
Setiap kontak ku perhatikan namanya, karena Setiap Guru saya Saving Nomor Kontaknya dengan mencantumkan Jurusannya.
"Yaahh. Kayaknya dia Cocok"
Ucapkau dalam Hati Sambil memegang HP di tanganku.
Sebelum kisahku ini saya Lanjut, saya ingin menceritakan tentang Lembaga yang Saya dirikan sejak tahun 2017 Silam.
Selain Sekolah impian, saya pun mendirikan sebuah Bisnis Sosial.
Les Private Smart Home.
Bersambung.
#tantanganmenulis
#tantanganmenulisharike-4Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Maksih Pak.
Masya Allah....hebat..lanjutkannnnn