Menunggu Padam
#Tagur - 10
Kau ingin aku jadi telingamu disaat kau butuh didengarkan
Aku pernah jadi kakimu disaat kau tak sanggup berjalan karena begitu beratnya beban yang kau pikul
Aku pernah berikan pundakku disaat kau butuh tempat untuk bersandar
Singkatnya kita pernah serentak searah seiring sejalan seperti dua kaki kiri dan kaki kanan.
Pada suatu titik kau berlalu pergi, lebih memilih dia.
Saat itu aku kehilanganmu, sepi dan sunyi seperti lampu jalanan menunggu redup menunggu padam.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Singkat, padat, berisi. Keren.
Terima kasih Bun
Tulisan nan menawan, sehat dan sukses selalu bucantik
Terima kasih bun
Sukses selalu dalam karyanya. Semangat ya.
Terima kasih
Tabaarakallohu Bu.. penuh makna
Terima kasih pak
MasyaAllah... Hebat diksinya... Keren buk
Salam literasi