Toleransi
Benar, kita perlu toleransi, biar ada kenyamanan dan ketenteraman. Toleransi artinya adanya rasa hormat dan saling menghargai. Biasanya berkaitan dengan agama, kepercayaan, ras, atau adat serta budaya. Toleransi terkandung dalam pancasila. Dalam setiap butirnya, bisa dipahami akan ada makna toleransi, beragama dan bermasyarakat.
Toleransi erat kaitannya dengan perasaan. Toleransi identik dengan “rasa-rasa”. Sayang, dalam dunia usaha dan kerja, penggunaan kata toleransi yang terlalu banyak rasa-rasa juga bahaya. Kadang banyak “rasa-rasa”, membuat pekerjaan tertunda, atau bahkan terlalu banyak rasa-rasa, bisa berakibat lalai bahkan efeknya pada kualitas dan kuantitas kerja.
Contoh, toleransi antara bawahan ke atasan. seorang pekerja, sering telat. Tapi karena ada hubungan kekerabatan dengan tempat bekerja kadang dimaafkan, dan selalu dimaafkan. Jika atasan mengambil tindakan, akan ada sentimen dan nada bahasa yang tidak bagus.
Di pihak lain, toleransi antara atasan ke bawahan. Atasan wajib membayarkan upah pegawainya. Namun kadang telat gaji perbulannya. Ujung-ujungnya karyawan menerima gaji pertiga bulan. Ah sayang sekali.
Ada lagi contoh lain? Ada, seperti toleransi guru dalam menunggu tugas anak-anak. Dari tiga hari menjadi seminggu, seminggu menjadi dua minggu. Eh…kadang tugasnya ada yang masuk sehari sebelum rapor dibagikan…aduh…bagaimana ini? Hehehe. Guru paling geleng-geleng kepala.
Tetap semangat jadi guru…
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar