Fatmawaty Nasution

Instansi : SMPN 8 TEBING TINGGI SUMATERA UTARA Buatlah dirimu berguna bagi orang lain....

Selengkapnya
Navigasi Web
Penjual Kerupuk Jangek

Penjual Kerupuk Jangek

“Bu, kerupuk jangeknya”, seorang wanita sedang menggendong anak perempuan, menawarkan kepada kami yang sedang menunggu pesanan bakso.

Entah kenapa pada malam itu, aku ingin sekali makan bakso yang panas. Konon katanya kalau makan panas dan pedas, kepala yang pusing dan flu, akan segera mencair.

“Maaf, nggak usah dulu”, kataku sekenanya kepada Ibu penjual kerupuk jangek.

Pada saat Ibu penjual itu berlalu, Arfa anak bungsuku mencolek tanganku dan berkata,

“Umi, lupa ya, waktu kemarin bilang sama Arfa”.

“Bilang apa?” kataku berusaha mengingat sesuatu.

“Umi bilang kalau ada orang yang berjualan, dibeli saja, kasihan mana tahu dia membutuhkan, kayak yang di tipi itu loh”. dengan mata yang berbinar- binar mencoba menjelaskan kepadaku.

“Astaghfirullahalazim, Umi lupa” jidat yang tidak bersalah kutepuk dengan kuat.

“Ibu, sini berapa kerupuk jangeknya”. Untungnya si Ibu masih menawarkan kepada pembeli yang sedang menunggu bakso pesanannya.

“Satu lima ribu, kalau tiga sepuluh ribu”, sambil menawarkan barang dagangannya.

Segera aku memberikan uang sepuluh ribu tanpa tawar menawar. Senyum sumringah Arfa tanda kepuasan dan kelegaan segera tampak pada wajah polosnya yang bercahaya. Setelah si Ibu berlalu, Arfa mulai mendekatiku dan menceramahi apa yang telah aku sampaikan padanya, dengan panjang lebar dia mengulangi setiap kata.

Tidak ada rasa marah dan kecewa, tetapi rasa bangga yang ada pada diriku, dikarenakan mempunyai seorang anak yang telah mampu mengasah empatinya untuk orang disekitarnya. Arfa mulai membuka kerupuk jangek yang telah dibelinya tadi. Entah karena menghargai karena telah memintanya, ia begitu menikmatinya.

“Umi, kerupuk ini terbuat dari apa sih?”, sambil mengunyah dengan perlahan dan dilihat bentuknya yang segi empat tapi gembung.

“Dari kulit sapi yang dikeringkan, lalu digoreng dengan minyak panas”.

“Dan yang paling penting kerupuk jangek ini, bagus untuk orang yang sakit lambung”.

“Satu lagi, sangat cocok dimakan dengan kuah bakso ini, makanya mereka berjualan keliling di setiap warung bakso”. Aku sangat senang , ternyata dia menyukai kerupuk jangek, karena sukanya sampai tiga bungkus habis, kalau tidak diingat untuk berbagi.

“Eh, jangan dimakan sendiri ya, berbagi itu indah”. Arfa tersenyum dan mengangguk tanda setuju.

Salam literasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya keren

17 Sep
Balas



search

New Post