Fatmawaty Nasution

Instansi : SMPN 8 TEBING TINGGI SUMATERA UTARA Buatlah dirimu berguna bagi orang lain....

Selengkapnya
Navigasi Web
Ketika Aku berada di SPBU

Ketika Aku berada di SPBU

Antrian SPBU membuat aku sangat lelah plus gregetan, pasalnya sengaja pamit duluan dari pengajian agar dapat ke sekolah Arfa tepat waktu. Kalau saja besok tidak bekerja, mungkin aku tidak akan mengisi bensin saat ini. Satu persatu orang yang mengisi bensin di depanku perlahan mulai berkurang, tetapi tetap saja antrian giliran belum juga sampai, padahal dibelakang, ternyata sudah panjang yang menunggu sampai dua lapis.

Lama menunggu, hujan yang tadinya hanya rintik- rintik, semakin lama semakin deras. Sambil menunggu, rata- rata yang mengantri mengenakan mantel hujan, secara diposisi yang serba salah, mau berteduh, nanti antrian di sorong orang dari belakang, tidak berteduh, hujan semakin lebatnya, tanpa permisi. Memang tiada kuasa manusia untuk mengatur kapan musim akan datang dan berganti. Biar kata pawang hujan yang sakti mandraguna, tidak akan mampu merubah ketentuan sang Ilahi.

Waktu antrian di depan sedang mengisi bensin, maka disitulah kesempatan semua orang untuk mengenakan mantel hujan. Pada saat antrian maju, beberapa orang berhenti mengenakan mantel dan mendorong motornya untuk sampai ketempat pengisian. Begitu seterusnya sampai selesai mengenakan mantel dengan rapi, mulai dari posisi mantel yang di bawah bokong, sampai posisi helm yang telah terkunci dengan rapi, belum juga selesai.

Tanpa sadar, untuk mengisi kebosanan dengan antrian, aku melihat di sekeliling SPBU, semua para pengantri, sibuk untuk menyelamatkan diri dari kebasahan, tidak hanya itu saja para pedagang yang sedang menggelar dagangannya tampak sibuk berlari mendekati barang dagangannya. Begitu juga pengamen yang dengan keterbatasan fisiknya sedari tadi menghibur para pengantri dengan suara indahnya, mengharapkan sedikit rupiah yang akan diberikan kepadanya. Ada yang mencuri perhatianku yaitu seorang Bapak tua yang entah dari mana dengan tergesa- gesa berlari mengumpulkan barang dagangan yang telah lama basah tersiram hujan.

Tampak dia duduk termenung memperhatikan barang dagangan yang telah basah kuyup, wajah yang lelah dengan balutan kulit yang telah keriput, menatap kosong ke arah lantai, tempat dimana orang sedang berteduh. Terbersit iba di hati ini, tetapi segera ku tepis rasa itu, dikarenakan aku meyakini, kalau Allah SWT, maha pemberi rezeki.

Setelah bensin motor terisi dengan full, aku tidak berlama- lama untuk tetap berada di SPBU, takutnya macet dimana- mana kalau sudah reda hujan. Sambil membenarkan posisi mantel dan helm, aku bergegas melaju meninggalkan SPBU dan Bapak tua yang sedang melamun, sambil berkata, “Maaf Pak aku tidak bisa membeli, dikarenakan hujan yang dikhawatirkan makanan yang kubeli akan menjadi tidak enak, tetapi aku akan berdoa, semoga Bapak diberi rezeki yang cukup oleh Allah SWT.

Salam literasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post