Fatmawaty Nasution

Instansi : SMPN 8 TEBING TINGGI SUMATERA UTARA Buatlah dirimu berguna bagi orang lain....

Selengkapnya
Navigasi Web
Kertas Putih yang Salah Tinta

Kertas Putih yang Salah Tinta

Anak terlahir kedunia ini ibarat kertas putih yang masih kosong, suci tanpa noda. Walaupun jauh sebelum anak lahir kedunia, 50 tahun sebelumnya mereka telah membuat perjanjian dengan Allah SWT, di Lauhul Mahfudz yaitu menuliskan seluruh catatan mengenai takdir dan kejadian yang terjadi di alam semesta. Tidak ada satu manusia pun yang tahu apa isi perjanjian tersebut, tetapi setiap manusia telah membuat perjanjian dengan sang Maha Pencipta.

Konon katanya anak bayi yang baru saja keluar dari rahim Ibunya, selalu mengeluarkan tangisan yang sangat keras. Ternyata tangisan keras itu mempunyai arti bahwa anak manusia yang lahir didunia ini tidak rela kalau harus keluar dari rahim Ibunya yang sangat nyaman, dan tidak mau menjalani takdir yang telah disepakati dengan Allah SWT. Wallahu a'lam bishawab.

Anak adalah kuasa orang tua yang telah melahirkan dan membesarkannya. Suara pertama yang didengarnya adalah suara Ayah yang telah mengadzankan, dan mengiqamatkan. Suara, cinta dan kasih sayang yang pertama adalah orang tua yang memberikan dengan segenap jiwa, tentunya dengan sentuhan yang lembut dan penuh kehati- hatian. Tidak rela kalau anak yang disayanginya disentuh oleh siapapun, bahkan dengan nyamuk sekalipun.

Tetapi orangtua juga yang pertama menjerumuskan anak- anaknya dengan menuliskan tinta hitam kepikiran mereka. Kertas putih yang kosong dengan mudahnya orang tua melukiskan sesuatu yang dapat membawa anak ke jalan kesesatan. Kertas putih lagi suci dapat dengan mudah ternoda dan kotor oleh kezaliman orangtua yang dengan semena- mena membawa anak ke dalam malapetaka.

Buaian dan kemanjaan yang ditunjukkan, agar anak terlena dengan dunia, tanpa belajar mengenal dan mencintai Sang Maha Pencipta. Anak dimanja dan diberikan segala kenikmatan dunia, tanpa mengenal rasa sakit dan susahnya berjuang mempertahankan hidup. Membela dan memaklumi segala kesalahan yang diperbuat anak., sehingga anak merasa kalau segala perbuatan dosa dan kelalaian akan mengingat Allah SWT adalah suatu pemaafan dan ke makluman yang harus ditolerir.

Sedih dan miris melihat orang tua yang telah salah kaprah dalam mendidik dan membesarkan anak- anak mereka. Telah banyak orang tua yang takut dengan anak- anak mereka, sehingga apa yang diperbuat anak, dengan sadar orang tua membiarkannya, dengan alasan “capeklah, malas lah, karena sudah bolak- balik di tegur, malah orang tua yang didamprat”. Dunia sudah terbalik.

Salam literasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi

14 Nov
Balas



search

New Post