Mengenal Bacaan Asing (Gharib) dalam Al Qur'an

#Tagur 5

Membaca Al Qur'an merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas seorang muslim. Tidak kenal usia baik kanak-kanak, remaja, dewasa bahkan lanjut usia semua membacanya. Al Qur'an adalah bacaan yang paling banyak dibaca manusia di seluruh dunia.

Untuk dapat membaca Al Qur'an dengan baik butuh bimbingan guru yang berkompeten. Guru Al Qur'an tidak sekedar orang yang bisa membaca dengan baik benar. Lebih dari itu guru Al Qur'an harus memiliki sanad (mata rantai) yang bersambung kepada Rasulullah Muhammad SAW. Jika tidak, bacaannya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Bagi dunia pesantren, belajar Al Qur'an dengan guru yang bersanad adalah harga mati. Tidak sembarangan. Karena bacaan harus dapat dipertanggungjawabkan kelak di akhirat kelak. Bagaimana bacaannya dan siapa gurunya. 

Dalam belajar Al Qur'an dikenal istilah ilmu tajwid. Banyak cabangnya ilmu tajwid ini. Di antaranya ada bacaan gharib. Bacaan ini jarang dikenal kebanyakan masyarakat umum. Bacaan gharib tidak dapat diabaikan keberadaannya, karena ini bagian dari tata cara membaca Al Qur'an. 

Apa itu bacaan gharib? Secara bahasa gharib artinya asing. Yakni bacaan yang asing, tidak seperti apa yang tertulis dalam Al Qur'an. Cara membacanya butuh bimbingan guru, tidak bisa dengan belajar dari YouTube. Belajarnya butuh tatap muka dengan guru dengan metode talaqi syafahi. Yakni guru memberikan contoh bacaan, kemudian murid menirukan bacaan dengan segala gerak gerik lisan gurunya. Di sinilah pentingnya guru Al Qur'an. 

Bacaan gharib ada empat macam yang akan dikaji dalam tulisan ini. Yakni bacaan imalah, tashil, isymam dan naql. Penjelasan masing-masing bacaan silakan ikuti ulasan berikutnya (bersambung). 

(FZ/5/1/2022)