Agar Kelas Kita tidak Membosankan
" Kita dapat menceritakan sesuatu pada siswa dengan cepat, namun siswa akan melupakan apa yang kita ceritakan itu dengan lebih cepat ".
Mengajar, bukanlah semata persoalan menceritakan!. Belajar bukan pula suatu konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri . Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang biasa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan yang aktif.
Apa sajakah yang menjadikan belajar "aktif " ?. Agar belajar menjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, yang meliputi ; mengkaji gagasan, memecahkan masalah dan menerapkan apa yang telah dipelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras ( Moving about dan Thinking Aloud ).
Mengapa kelas begitu membosankan ?
Beberapa hal yang umumnya menjadi sebab situasi kelas menjadi sangat membosankan , antara lain ;
Pertama, Guru cenderung mengajarkan sesuatu sebagaimana sesuatu yang dulu diajarkan padanya. Artinya, guru menerapkan apa yang diterapkan gurunya, lalu di terapkan pada siswanya.
Kedua, Metode pembelajaran yang sangat umum dan monoton, yaitu ; model pembelajaran ceramah searah.
Ketiga, guru merasa terikat oleh mata pelajaran mereka dan tertekan oleh terbatasnya waktu yang tersedia, serta karena terikat target-target kurikulum.
Keempat, Adanya gagasan, bahwa belajar harus terbagi-bagi kedalam berbagai bidang pelajaran yang terkotak-kotak, tidak ada suatu kaitan materi maipun opik di bidang studi satu dengan yang lain.
Kelima, Kurangnya pengetahuan guru tentang tehnik "Active Learning".
Keenam, Masih banyaknya sekolah dan disain Kurikulum tradisional yang belum mampu meyakinkan para pelaku pendidikan dan wali murid bahwa siswa tidak akan mendapatkan banyak manfaat jika mereka " sekedar menghabiskan materinya suatu pelajaran
Ketujuh, Ada suatu asumsi bahwa " Active Learning" terlalu menyita waktu secara teori, hal ini memang terkesan meyakinkan, namun secara praktek, hal ini sangat tidak realistis.
Kedelapan,Ada anggapan bagi usia dewasa / remaja, siswa tidak perlu diberi metode Active Learning , padahal siswa sekarang adalah generasi Z, yang notabene terbiasa dengan hal yang berbasis Audio – visual .
Mengaktifkan Kelas
Proses mengaktifkan kelas, tentu saja di mulai dari bagaimana guru membuat desain pembelajaran, dimulai dari pemilihan materi, penentuan metode dan strategi pembelajaran yang "match " dengan isi materinya . Selanjutnya langkah mengaktifkan kelas dimulai dengan :
Pembentukan Tim . Hal ini m embantu siswa menjadi lebih mengenal satu sama lain atau menciptakan semangat kerjasama dan saling ketergantungan Penilaian Serentak. yaitu dengan mempelajari tentang sikap, pengetahuan dan pengalaman siswa. Pelibatan Belajar secara langsung : Menciptakan minat awal terhadap pelajaran.
Unforgetable Learning ( Pembelajaran tak terlupakan )
Bagian terpenting dalam proses belajar-mengajar adalah hasil belajar yang tidak terlupakan/ berkesan. Siswa mengingat apa yang telah di pelajari dan memahami cara menerapkannya di masa dating. Fokusnya adalah pada apa yang sudah kita jelaskan pada mereka, namun mereka sudah lupa tentangnya. Tehnk-tehniknya dirancang untuk melakukan salah satu atau beberapa dari yang berikut ini ;
a. Mereview. yaitu mengingat dan mengikhtisarkan apa yang telah dipelajari.
b. Penilaian Diri, yaitu dengan mengevaluasi perubahan-perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap
c. Perencanaan masa mendatang dengan menentukan bagaimana siswa akan melanjutkan belajarnya setelah pelajaran berakhir.
d. Refleksi ; Menyampaikan pikiran, perasaan dan persoalan yang di hadapi siswa pada akhir pelajaran.
Berubahlah dalam cara mengajar, namun…..
Menerapkan active Learning tentu saja tidak serta merta di terapkan segala – galanya. Beberapa tehnik pembelajaran kadang tidak efektif di suatu kelas atau dalam kondisi tertentu. Gunakan tehnik seperti apa adanyaatau sesuaikakn dengan kebutuhan anda. Tambahkan kreatifitas anda sendiri dalam melakukannya, dan perhatikan hal-hal berikut ;
1. Jangan bereksperimen secara berlebihan. Anda cukup mencoba metode baru. Sekali dalam seminggu.
2. Ketika anda memperkenalkan sebuah metode kepada siswa, tawarkanah alternative lain dari cara-cara biasa yang menurut anda layak di coba. Mintaah tanggapan mereka.
3. Jangan bebani siswa dengan banyak kegiatan " Yang sedikit acapkali berarti banyak. Gunakan beberapa saja untuk menyemarakkan kelas anda.
4. Usahakan agar pengajaran anda sejelas mungkin. Eragakan atau ilustrasikan apa yang mesti dilakukan siswa agar mereka tidak mengalami kebingungan yang dapat menghambat mereka dalam mendapatkan manfaat dari tehnik – tehnik tersebut.
Nah ! Selanjutnya kelas anda akankah membosankan..? Semoga tidak.
Mojokerto, 27 Januari 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap salam LiterasiKelas yang dibikin menarik dan menyenangkan akan menjadikan siswa betah belajar dengan kita. Terima kasih ilmunya
Ulasan yang bermanfaat, Bu. Terima kasih ulasannya. Salam sukses.
Pelajaran yang sangat berharga sekali terimakasih bun ilmunya salam kenal sukses selalu..