FARID HERMAWAN,M.Pd

Seorang Pendidik yang mengabdikan dirinya di Sekolah Menengah Atas Negeri di kabupaten Probolinggo tepatnya di daerah dataran tinggi yaitu di SMAN 1 Sumber deng...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menepis Mitos tentang bulan Syafar
Berhusnudzan terhadap semua hal

Menepis Mitos tentang bulan Syafar

Kita tahu bahwa bulan ini adalah bulan Safar. Dimana, bulan Safar menurut orang dahulu merupakan bulan umat manusia. Hal ini berdasarkan kata صفر/ صفراء yang berarti kuning.

 

 

 

 Gus Bahrul Lahud, Ketua Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor Kabupaten Probolinggo mengatakan, dari makna warna kuning, representasi nenek moyang dalam Jnang atau Tajin Safar.

 

 

 

 “Dimanapun laki-laki itu disimbolkan dengan warna kuning, apapun latar belakangnya. Ia memiliki sisi putih yang melambangkan kesadaran. Lingkaran (Plokkornya/ dalam bahasa Madura) melambangkan segala sisi  manusia, hamba  Tuhan Yang Maha Esa,” kata Gus Lahut, dalam sapaan akrabnya.

 

 

 

 Dari versi inilah orang dahulu mengartikan Bulan Safar sebagai bulan dalam setelah awal tahun, menandakan kemunduran usia manusia.

 

 

 

 Gus Lahut, Ketua Yayasan Bahjatul Ulum Sumbermuning Kecamatan Tegalsiwalan mengatakan, bulan Safar kali ini bukan bulan sial. Karena itu hanya mitos. Selain bulan Safar yang dianggap sebagai bulan sial, bulan Safar juga disebut memiliki Rebo Wekasan atau Rabu kemarin. Dan itu hanya mitos.

 

 

 

 “Karena saya pernah membaca di buku الفوائد المختار yang ditulis oleh Al Habib Zain Bin Ibrahim bin Smith. Yang menurut Habib Abdullah Al Haddad adalah akhir pekan keempat setiap bulan berdasarkan ayat Al-Quran.

 

 

 

  }

 

 

 

 Sesungguhnya Kami meniupkan kepada mereka angin kencang pada hari  yang selalu dilanda bencana. [Surat Al-Qamar:

19]

 

 Dan setelah melihat buku penjelasan Jalalain, ternyata  hari sial atau  hari naas itu sebenarnya adalah hari Rabu terakhir.

 

 الاء

 

 

 

 Jadi Rabu Wekasan lebih dari sekedar bulan aman. Dan para ulama terdahulu mungkin sudah berkali-kali menyimpulkan bahwa Rabu Wekasan adalah bulan Safar, bala yang diturunkan Allah  lebih banyak dibandingkan bulan-bulan lainnya. Namun tidak perlu khawatir, karena itu hanyalah hukum adat atau  ketetapan yang ditandatangani atas dasar peristiwa yang berulang-ulang.

 

 

 

 “Sebaiknya kita berusaha memperbanyak sedekah, karena sedekah dapat menyelamatkan kita dari bencana.” Rupanya Gus Lahut.

 

 

 

 Selain beberapa mitos tentang Bulan Safar, ada juga beberapa peristiwa terkenal selama Bulan Safar. Salah satunya adalah pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Sayyidah Khodijah dan pernikahan Sayyidina Ali dengan Sayyidah Fatimah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya.

03 Sep
Balas

Terimakasih atas ilmunya yai

03 Sep
Balas

Saya yang harus berterima kasih yai

05 Sep

Terima kasih

03 Sep
Balas



search

New Post