Ketimpangan Sosial Dunia Pendidikan di Era Digital
Pada era digitalisasi semua telah memanfaatkan teknologi dari berbagai hal begitu pula pada sistem pembelajaran beralih ke dunia online. Dunia pendidikan mengikuti pertumbuhan dan perkembangan bahkan lebih fleksibel dan sederhana agar bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas intelektual peserta didik didik bahkan seluruh masyarakat umum.
Pendidikan kini bergerak menuju model pendidikan yang lebih modern. Siswa tidak perlu lagi belajar di dalam ruangan. Mereka bisa belajar dimana saja dan tidak perlu membawa banyak buku yang memberatkan. Yang dibutuhkan hanyalah smartphone karena buku berbentuk e-book. Segala media pembelajaran bisa diakses di mana saja, kapan saja dan dalam kondisi bagaimanapun. Menariknya lagi, mahasiswa tidak lagi harus mengeluarkan biaya pendidikan yang terlalu tinggi (uang yang dipelajari otomatis bisa dialihkan ke biaya lain yang lebih bermanfaat).
Para pelajar ini akan dimanjakan dengan teknologi, khususnya di bidang pendidikan. Jadi, suka atau tidak. Hal ini harus didukung oleh pemerintah dan aparaturnya, bahkan sekolah.
Namun pandangan dari sisi lain berbeda, justru kontradiktif. Jika dicermati lebih dalam lagi keadaan pendidikan di nusantara secara umum. banyak ketimpangan dan jauh dari kata maju (dalam hal pendidikan). Baik di daerah pelosok negeri yaitu pedesaan maupun perkotaan yang jumlahnya masih dianggap besar. Hal ini terlihat pada sekolah yang tidak memenuhi syarat. kondisi belajar, dll. Bahkan, ada anak yang bersemangat belajar dan mencari ilmu. Namun karena aksesibilitas yang buruk dan banyak kekurangan lainnya, mereka sulit mencapai tujuan dan cita-citanya.
Akibatnya, mereka akan tertinggal jauh dibandingkan anak-anak yang mendapat pendidikan di kota-kota yang sistem pendidikannya umumnya lebih berkualitas. Terkait dengan kualitas pendidikan di Indonesia, termasuk terbatasnya akses terhadap pendidikan, jumlah guru yang belum merata, dan kualitas guru itu sendiri dinilai kurang memadai. Terbatasnya akses terhadap pendidikan di Indonesia, khususnya di daerah, mengakibatkan meningkatnya urbanisasi yang memungkinkan akses terhadap pengetahuan semakin besar di perkotaan.
Senyampang perkembangan dunia digital yang semakin pesat dan tak terbendung, menuntut bangsa ini untuk terus mengikuti laju pertumbuhan tersebut.
Menteri Pendidikan dan kebudayaan riset dan teknologi yaitu Nadiem Makarim dalam wawancara eksklusif dengan VOA di Washington, DC menegaskan prioritas SDG 4 mencakup semua aspek yang ditargetkan PBB.
"Dari literasi, pendidikan dini, bahkan semua isu-isu mengenai kebersinambungan dan perubahan iklimpun kalau kita tidak mengubah dalam sistem pendidikan kita ya susah sekali menciptakan suatu generasi yang akan sadar mengenai masa depan planet kita,"ujarnya
(Dikutip dari https://www.google.com/amp/s/www.voaindonesia.com/amp/nadiem-indonesia-pelopor-transformasi-pendidikan-digital-/6761327.html)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap
Siap suhu