Kematian datang tanpa diundang . Terjadi pada siapapun yang dikehendaki. Seperti yang terjadi hari ini pada istri si tukang mie langgananku. Rafiq namanya.. Dia begitu rajin mencari nafkah untuk keluarganya. Pagi selepas mengantar istrinya bekerja di sebuah koperasi. Rafiq menjadi pegawai antar jemput anak sekolah. Siang hingga sore harinya ia berjualan mie ayam keliling kampung.

Istri Rafiq bernama Dini. mereka baru saja di karuniai bayi laki-laki yang masih belum genap 2 tahun. Dini perempuan cantik, sabar dan keibuan. Bekerja menjadi pegawai administrasi di sebuah koperasi. Usianya masih muda. karena Dini menikah setelah lulus dari sekolah SMK.

Tak ada yang menyangka Dini akan dipanggil begitu cepat oleh sang kuasa. Dia baik-baik saja selama ini. Tak ada yang dikeluhkan dari tubuhnya. Tietiba suatu sore Dini merasakan pusing berat dan pingsang. Kemudian segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. HBnya turun. Lambungnya bermasalah. Dini harus opname selama seminggu. Pulang dari rumah sakit, keadaannya sudah membaik. Namun selang 3 hari kemudian, Dini tiba-tiba menghembuskan nafas terakhirnya. Dini tinggalkan suami dan bayi tak berdosa menuju Tuhannya. Tak ada yang dapat menghalangi kenyataan pahit itu. Rafiq sangat terpukul melihat anaknya yang masih kecil kehilangan ibundanya.

Begitulah hidup. Untuk memenuhi tugas sesaat di dunia. Setelah itu kembali pada Tuhan sang pencipta. Tak ada yang tahu berapa hari, bulan dan tahun jatah hidup di dunia. Saat Tuhan menginginkannya, tak ada yang mampu merubah takdirNya. Dalam Qur an surat an-Nisak ayat 78 telah dijelaskan; "Dimanapun kamu berada, kematian akan mendapatkanmu. Kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kokoh".

Kematian tak mengenal usia. Kapan dan dimana pun, jika sudah saatnya malaikat maut menjemput. Maka tak ada satupun makhluk yang dapat menghalanginya. Maka dari itu. Selalu lakukan kebaikan selagi masih dalam keadaan sehat. Perbanyak menebar manfaat untuk sekitar. Agar tabungan amal kebaikan di dunia, bisa menempatkan kita di surgaNya kelak. Amin.