Faidah Setyaningsih

Teruslah menulis meskipun tidak ada orang yang membacanya....

Selengkapnya
Navigasi Web
Refleksi Peran Guru

Refleksi Peran Guru

Riset SMERU menyimpulkan bahwa anak di sekolah tapi tidak belajar (In school but not learning). Hal tersebut disampaikan oleh Zulfikri Anas, M.Ed. pada Rapat Koodinasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah beberapa waktu lalu secara daring.

Dalam kegiatan yang bertajuk 'Pengembangan Kurikulum dan Inovasi Pembelajaran Student Learning Centered Menuju Deep Learning tersebut, Zulfikri juga memaparkan refleksinya tentang pembelajaran oleh guru yang belum berpusat pada siswa. "Selama ini, guru belum sepenuhnya melayani anak, masih terpaku dan fokus kepada target materi kurikulum tersampaikan, tumbuh kembangnya anak belum sepenuhnya menjadi pusat perhatian," ungkap PLT Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) itu.

Lebih lanjut, Zulfikri menjelaskan bahwa siswa hanya diberikan satu pengalaman belajar, materi yang seragam, tugas-tugas yang sama asesmen dengan instrumen yang seragam untuk mengukur kemampuan, potensi, minat dan bakat anak yang beragam. "Siswa hanya dituntut menghafal untuk bisa mengerjaan soal, bukan dilatih untuk menyelesaikan persoalan kehidupan," tambahnya.

Jika hal tersebut terus berlanjut, menurutnya, anak akan kehilangan jati diri dan potensi uniknya menjadi tidak berkembang.

Dosen pada Universitas Terbuka tersebut juga menuturkan bahwa manusia, termasuk anak, dipersiapkan dengan matang oleh Allah sebelum lahir. Manusia diciptakan untuk mengemban tugas sebagai khalifah di muka bumi. Makhluk paling dimuliakan yang dibekali potensi dan kekuatan positif untuk mengubah corak kehidupan di dunia ke arah yang lebih baik. "Ciptaan Allah tidak pernah mengenal produk gagal," kata Zulfikri.

Dalam hal ini, peran guru dan orang tua untuk membimbing, membersamai, dan melayani agar anak menemukan dan mengembangkan potensi dirinya. Kesalahan fatal apabila pembimbing mengarahkan anak pada titik atau posisi tertentu. Seharusnya guru dan orang tua mendampingi anak menemukan titik-titik tak terhingga yang bahkan mungkin tidak ada dalam bayangan saat ini. "Fitrahnya semua anak unik, produktif, dan khalifah di bidang masing-masing," ujarnya.

Mirit, 30 Desember 2024

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap, salam sukses

15 Jan
Balas

Tradisi untuk menyelesaikan target kurikulum sudah berjalan sejak kurikulum itu ada. Salam inovasi

31 Dec
Balas



search

New Post