Pisau Tumpul
Sore itu hujan turun. Meski hanya gerimis cukup membuat halaman basah. Akhir-akhir ini memang hujan selalu turun. Kadang malam, kadang siang, tak jarang pagi hari bahkan sore hari. Hujan tak perlu meminta izin kapan ia akan turun.
Tapi, hujan sore itu berbeda dengan hari-hari lalu yang disertai angin kencang. Hujan sore itu begitu tenang. Hanya terdengar lembut rinainya yang menimpa dedaunan menghadirkan irama syahdu.
"Umi, buatkan seblak. Dari kemarin belum jadi-jadi," rengek anak keduaku yang saat itu sedang mengerjakan PR Bahasa Jawa-nya. Saat ini dia kelas 2 MI. Entah sudah berapa kali sejak beberapa hari lalu dia minta dibuatkan makanan favoritnya. Selalu kukatakan besok ya, hari ini sedang banyak makanan. Atau besok ya, yang ini dihabiskan dulu.
"Kalau minta dimasakin, adiknya dijagain dulu," pintaku.
Aku bergegas ke dapur untuk mempersiapkan bahan seadanya. Kutengok isi kulkas yang mulai kosong. Hanya ada beberapa sayuran yang kubeli kemarin. Kuambil plastik yang berisi ceisin.
Pandangan mataku menyapu seluruh ruangan dapur yang tidak seberapa luas. Di mana gerangan pisau itu, batinku. Perasaan baru beberapa menit lalu kupakai untuk mengupas buah pir. Setelah beberapa saat kucari benda tajam itu tapi tak juga ditemukan. Terpaksa kupakai pisau seadanya. Pisau lain yang terlihat lebih berkilau tapi tidak setajam pisau yang kucari.
Baru beberapa kali potongan, tanganku sudah terasa lelah. Memotong dengan pisau tumpul memang membutuhkan tenaga ekstra. Belum lagi, masih berbelok ke sana kemari dengan irisan yang tidak teratur. Beruntung tidak berbelok menggores jari. Beginilah bekerja dengan pisau yang tumpul. Bukan hanya menguras energi tapi juga memancing emosi.
Pisau ini sama seperti kompetensi kita. Perlu diasah terus-menerus agar tidak tumpul. Untuk dapat berfungsi dengan baik mengkilat saja tidak cukup. Harus bisa digunakan sesuai dengan kemanfaatannya. Tanpa kompetensi, hal-hal yang mudah pun menjadi sangat sulit. Bekerja tanpa kompetensi yang cukup itu sangat melelahkan dan menguras energi.
Mirit, 30 Januari 2025
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar