Buku Impian di Kota Minang

Impian berpijak ke kota Minang tercapai. Tak kusangka, takdir membawaku di kota ini bertemu dengan juara apresiasi GTK Paud dan Dikmas se-Indonesia. Semua peserta memiliki mimpi yang sama untuk mengikuti pelatihan membuat buku.

“Rasanya begitu sulit merangkai kata demi kata”, ungkapku pada teman-teman.

Namun, dengan motivasi yang kuat dari Bu Ida, Bu Wiwit, dan Pak Eko, mampu mengubah mindset kami untuk untuk menulis dengan mudah. Pak Eko pun memberi instruksi untuk membuka HP. Kami diminta untuk melihat wajah di kamera masing-masing. Tak disangka, dengan ide selfie tersebut, mengawali kami untuk menulis 300 kata. Isi tulisannya adalah deskripsi tentang wajah di cermin tadi. Rasa takut menyelimuti masing-masing peserta. Bagaimana tidak? Tulisan akan dimutilasi habis-habisan di depan peserta workshop.

“Alhamdulillah, bukan tulisanku yang dibedah”, Tuturku dengan bahagia.

Ada dua peserta yang tulisannya dikoreksi pak Eko. Namun, perhatian kami tertuju pada salah satu peserta TKR asal Jokjakarta. Tulisannya sangat menarik, lucu dan berisi pengalamannya semalam di pantai padang. Dari awal sampai akhir, semua peserta tertawa kala Pak Eko membaca tulisan tersebut dengan nada dan ekspresi yang menghibur.

Kini yang ada di fikiranku, untuk bagaimana mewujudkan mimpi berikutnya yaitu menerbitkan buku inspiratif. Sebuah buku non fiksi yang memuat perjalanan hidup yang menginspirasi dan memotivasi para pembaca. Semoga buku impian tersebut bisa selesai sesuai target bulan depan. Amin..

Padang, 13 September 2017