Kegelisahan yang Menggerakkan
Indonesia termasuk lima besar dunia dalam kepemilikan gawai. Sungguh menakjubkan. Seharusnya hal ini menjadi pendorong Indonesia menjadi negara maju. Tapi sayang kemampuan literasi masyarakat Indonesia urutan ke 60. Lebih baik setingkat dari Ghana dan jauh di bawah Afrika. Tidak heran jika APJI pada 2017 melansir 89, 35 % gawai digunakan untuk chatting di media sosial. Youtube, Facebook dan Instagram menjadi platform dominan di Indonesia.
Pelajar sebagai penduduk asli semesta digital adalah pengguna terbesar gawai (75, 50%). Mereka menghabiskan 4-7 jam sehari bersama gawai. Namun gawai belum digunakan secara maksimal untuk belajar. Masalah mulai muncul. Ibarat gunung es, terlihat kecil tapi sebenarnya besar. Pornografi, seks bebas, pelecehan seksual, perundungan mulai tumbuh subur. Bahkan Yayasan Kita dan Buah Hati menyatakan 9 dari 10 anak SD telah terpapar pornografi sejak kelas IV. Kenyataan ini ku jumpai di sekolah dan masyarakat.
Sebagai guru dan orang tua tentunya kita merasa miris, sedih, khawatir, kecewa dan nyaris frustrasi. Lalu apakah kita hanya diam dan mengutuk dengan berbagai status di media sosial?. Bagaimana upaya menyelamatkan pelajar?. Sebesar apapun rasa frustrasi kita terhadap suatu masalah sosial kita tidak boleh terpuruk dan menyerah. Apalagi bersikap permisif dan menganggap ini sebuah kewajaran masa. Sebagai guru aku gelisah.
Kita harus bangkit dan memberi penyadaran pada masyarakat khususnya orang tua. Anak-anak kita sedang di kepung pornografi, kecanduan game dan seks bebas. Bagaimana mereka mengelola negeri merah putih ini. Sementara PFC (Front Frontal Cortex) mereka mengecil terendam Dopamin. Sehingga tak mampu memilah benar-salah, lemah dalam menganalisis apalagi memikirkan masa depan. Kegelisahan ku semakin membuncah. Semakin banyak kasus terjadi di sekolah. Tak tau harus dimulai dari mana. Usaha pengendalian hanya dari ruang-ruang kelas.
Hingga di penghujung 2016. Aku berkesempatan mengikuti Training for Trainer Internet Baik. Kegiatan ini merupakan program nasional, dari perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia. Program Internet Baik bertujuan agar masyarakat dapat meminimalkan dampak negatif internet dan menggunakan internet untuk kegiatan positif. Program ini seolah menjawab semua pertanyaan dan kegelisahan ku selama ini.
Aku memilih kelas Digital Parenting menjadi pilihan aksi nantinya. Aku berharap memiliki kemampuan untuk mengedukasi orang tua. Jika orang tua sudah mendapatkan literasi digital yang baik. Maka lebih mudah dalam mengendalikan pelajar. Sebab orang tua dan guru adalah panutan. Termasuk dalam penggunaan gawai.
Pasca TFT status sebagai Duta Internet Baik adalah amanah yang harus ditunaikan. Status ini sebagai legalitas formal untuk mulai pergerakan. Bergerak ke berbagai sekolah, komunitas. Menyapa dan berdiskusi tentang masalah ini. Kadang disambut baik. Kadang dipandang sinis. Tak jarang dianggap berlebihan dan anti perkembangan teknologi. Aku tak peduli dan terus bergerak.
Semakin banyak orang yang mendapatkan manfaat gerakan ini. Semakin banyak masalah yang dijumpai. Tak ada yang membiayai gerakan ini. Semua ku jalankan secara nonprofit. Gerakan masif dilakukan secara offline dan online. Aku bahagia dan bersyukur semakin banyak yang orang tua yang peduli. Semakin banyak pelajar yang sadar dan selamat. Aku bersama komunitas Internet Baik SUMUT terus bergerak.
Sampai Januari 2020 aku telah melaksanakan 68 kelas edukasi dan 6.000 orang telah mendapatkan edukasi internet baik. Mereka adalah para pelajar, mahasiswa, guru dan orang tua. Menjadi narasumber di berbagai media seperti TV, radio dan surat kabar. Sampai akhirnya aku mendapat anugerah menjadi The Best Duta Internet Baik tahun 2017 dari Telkomsel Jakarta. Sebuah karunia yang tak pernah diharap. Tak hanya itu, tahun 2018-2019 dipercaya menjadi fasilitator kegiatan Perlindungan anak di ranah online oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak SUMUT.
Aku yakin ini adalah jalan kebaikan. Aku sedang menjalankan tanggung jawab sosial sebagai guru. Aku takut jika suatu saat Allah bertanya tentang ilmu yang ku dapat. Sementara aku belum menyampaikannya kepada orang lain. Prinsip ku adalah terus saja melakukan kebaikan di bumi. Maka kebaikan itu membawa kita ke langit.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Prinsip ku adalah terus saja melakukan kebaikan di bumi. Maka kebaikan itu membawa kita ke langit. Keren, menginspirasi. Sukses, Bu. Salam hangat semoga sukses selalu.
Amim
Luar biasa, keren ibu, salut
Ini dia guru penggerak internet baik. Mantap Bu.
keren x bu Fadhila.
Mantap ! Barakalkah dinda.. Trima kasih selalu menginspirasi.
Barakalloh tuknkita semua kk
Barakallah. Sukses selalu, Bu.
Amin
Mantap kali ah dilla, sehat terus ya, tetap menginspirasi ya...
Amin.nkeberkauan tuk kita semua kk