ANTARA PARKIR DAN PENDIDIKAN
Sebagai orang ndeso saya sangat kaget saat mengetahui biaya parkir kendaraan di hotel, pusat perbelanjaan, dan beberapa tempat umum di ibu kota begitu fantastis. Sekali parkir kami harus mengeluarkan uang hingga puluhan ribu rupiah. Padahal selama parkir kendaraan kami dibiarkan begitu saja dalam artian ketika datang kotor ya saat keluar dari parkiran juga kotor. Saat masuk bensinnya setengah ya saat keluar tetap segitu. Bahkan terkadang di beberapa tempat pengelola parkir tidak bertanggung jawab terhadap kehilangan atau kerusakan yang terjadi dengan kendaraan kita saat diparkir. Padahal kita sudah bayar tapi tentu kita tak dapat menolak untuk membayarnya.
Berbeda halnya dengan “memarkirkan” anak di sekolah. Terkadang ada beberapa guru yang masih dibayar terlalu rendah dibandingkan biaya parkir kendaraan. Itupun masih diprotes. Padahal, selama anak “diparkir” di sekolah tidak dibiarkan begitu saja. Para pendidik harus bekerja keras agar ada perubahan yang terjadi pada muridnya menuju kepada hal yang lebih baik. Bahkan tanpa adanya CCTV sekalipun para pendidik dituntut untuk memperhatikan muridnya selama di sekolah. Seperti yang kita tahu bahwa murid merupakan makhluk hidup yang aktif bergerak berbeda dengan kendaraan yang jika ditinggalkan ya akan tetap diam kecuali ada yang mengendarai atau kendaraan itu dilengkapi remote control atau jelmaan robot transformer. Maka perlu energi yang luar biasa agar dapat memperhatikan para murid.
Mari coba kita bandingkan biaya parkir kendaraan dengan biaya pendidikan. Kita ambil minimalnya saja. Anggaplah biaya parkir kendraan per jam itu Rp2000. Jika anak kita sekolah di sekolah sehari penuh, seperti yang kami kelola, maka sehari anak berada di sekolah selama 7 – 8 jam. Jika dihitung dengan tarif parkir kendaraan maka sehari biaya “parkir” anak mencapai Rp14.000-Rp16.000 atau dalam sebulan dengan perhitungan sepekan hanya lima hari masuk maka sebulan mencapai Rp280.000-Rp320.000. Bandingkan dengan SPP se-bulan di sekolah kami yang berada di nominal maksimal Rp230.000. Itu harus sudah termasuk dengan ilmu, pembelajaran, karakter, pengalaman, perhatian dan hal lainnya yang didapatkan anak di sekolah yang tentu tidak didapat dari fasilitas parkir kendaraan. Murah atau mahal?
Hal ini bukan berarti saya mencoba untuk perhitungan atau materialistis dengan tugas seorang pendidik. Sama sekali tidak. Betul bahwa segala sesuatu itu tidak dapat diganti dengan uang. Sepakat. Namun terkadang profesi pendidik dituntut untuk selalu “nrimo” dan “ikhlas” dalam bekerja. Saya sebagai seorang muslim setuju bahwa kita harus ikhlas dalam bekerja atau beramal. Namun jangan sampai keikhlasan itu dipergunakan oleh sebagian orang untuk memberikan beban di luar tanggung jawab orang lain. Dengan dalih seorang pendidik itu harus ikhlas maka tidak boleh menuntut bayaran bahkan saat harus tetap mendampingi dan mengawasi murid di luar jam kerja, karena telat dijemput orang tuanya misalnya. Kita juga harus ingat bahwa selain ikhlas Islam juga mengajarkan kita untuk professional dalam bekerja, memperhatikan hak orang lain, dan empati terhadap saudara kita. Terlebih, sekolah hanya membantu orang tua yang sejatinya memiliki amanah langsung dari Allah terhadap pendidikan anak-anaknya.
Jadi, jika kita masih berpikir bahwa investasi pendidikan itu mahal silakan dipikirkan kembali. Seperti iklan di televisi, “yang lebih mahal? Banyak.”.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sedih banget melihat kenyataan, "terkadang ada beberapa guru yang masih dibayar terlalu rendah dibandingkan biaya parkir kendaraan." Semoga segera berlalu.
Pendapatan tukang parkir di Kota Batu melebihi gaji guru golongan IV/b....
Antara Parkir dan Pendidikan. Sebuah perbandingan yang nyata. Tulisan yang inspiratif pak..
Semoga ada kebijakan yg menguntungkan ...keren
Aktual. Kasus yang serius terjadi. Mari siasati dengan cerdas.. Salam.