Eva zulmalini

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kau Ambil Suamiku

Kau Ambil Suamiku

Kau Ambil Suamiku

Hari yang cerah, tidak ada hujan bahkan suasana terasa segar dan bersahabat. Aku bangun dengan keyakinan bahwa hari ini aku akan pergi bekerja seperti biasa, karena ingin menaiki angkot langganan yang berangkat sesuai dengan waktu yang biasa angkot itu lewat. Tapi perhitunganku meleset, aku tidak menemukan angkot langgananku. Terpaksa aku mencari kendaraan lain karena aku takut terlambat.

Akupun menunggu beberapa saat dan lewatlah sebuah angkot yang tidak biasa aku naiki, tapi tak apa karena aku tak ingin terlalu terlambat maka angkot tersebut aku naiki juga. Didalamnya aku dapati beberapa orang penumpang. Mobil belum penuh dan masih ada tempat duduk dibelakang yang belum terisi. Dibangku depan dekat sopir duduklah seorang perempuan, dilihat dari belakang tampaknya belum begitu tua tapi tidak juga remaja. Aku tidak terlalu memperhatikan karena dia terus menghadap kedepan dan tak ada tengak-tengok kebelakang bahkan kaca depan ditutupnya yang biasanya kalau mobil angkot kaca itu pasti terbuka. Bodoh amat untuk apa aku mau tahu yang jelas aku ingin segera berangkat kerja. Mobil bergerak maju dan hatiku menjadi senang karena aku tidak akan terlalu terlambat. Mobil berjalan tidak terlalu kencang dan tidak pula terlalu lambat. Slow but sure bahasa sananya. ( hee...hee...hee). Tak lama berselang tiba-tiba mobil berhenti, naiklah seorang perempuan, dikatakan emak-emak tidak juga, dikatakan gadis tidak juga, wajahnya dikatakan tua tidak juga, dikatakan muda tidak juga. Dia menguraikan rambutnya yang dapat dikatakan tidak pendek dan tidak juga panjang, kulit putih dengan dandanan biasa saja. Ketika dia naik mobil dia mulai tersenyum tapi aku tidak tahu dia senyum kepada siapa. Mungkin ada yang dikenalinya. Benar saja, rupanya ada yang dikenalinya. Tapi dia tidak mau duduk dibelakang, dia malah duduk persis dibelakang sopir. Dengan arti kata dia menghadap kepada kami.

Ketika aku perhatikan perempuan ini cantik juga, tapi kenapa seperti ada kegeraman dibalik senyumnya. Dia terus berceloteh tentang keadaannya dan hanya satu yang bisa aku tangkap dari celotehnya," Mau bagaimana lagi dia ada pujaan lain." Aku tak tahu pasti apa topik dari percakapan antara perempuan itu dengan temannya yang juga penumpang dimobil tersebut. Yang jelas perempuan itu menyindir-nyindir penumpang yang duduk dekat sopir.

Mobil melaju dengan kecepatan biasa saja, kadang pelan-pelan kadang-kadang kencang. Walaupun begitu perempuan yang duduk dibelakang sopir itu tetap berceloteh, meracau kian kemari bahkan dia mulai mengeluarkan kata-kata yang semakin meninggi. Wah.... apa ini? Sepersekian detik kejadian yang tak terduga terjadi. Perempuan dibelakang sopir itu tiba-tiba saja menjambak rambut perempuan yang duduk dekat sopir tadi sambil berkata," Kau ambil suamiku," katanya dengan suara yang lantang. Sontak aku dan penumpang lain terkejut dan tak meyangka akan kejadian tersebut. Aku yang duduk didepan perempuan di belakang sopir itu sendiripun tak tahu kejadian yang begitu cepat seperti petir disiang bolong, kilat sudah tahu tapi petirnya begitu tiba-tiba. Yang lebih tak meyangka lagi tiba-tiba sang sopir memberhentikan mobilnya dan keluar dengan wajah yang memerah, menyuruh wanita yang dibekang sopir untuk turun. Tapi perempuan itu tidak mau turun sambil terus berceloteh kian kemari. Secara tiba-tiba sang sopir dengan marahnya menarik tangan perempuan dibelakang sopir tadi dengan tarikan yang sangat kuat. Bayangkan tenaga laki-laki menarik perempuan yang lemah. Subhanallah...Aku dengan cepat turun dari mobil, lututku gemetar dan tubuhku lemas ketika aku lihat bagaimana sang sopir menarik tangan perempuan belakang sopir tadi sambil berteriak," Turun kau! Tapi perempuan itu tidak juga mau turun. Seperti menarik karung yang berisi batu, perempuan itu terjatuh ketika ditarik kebawah. Semua penumpang juga bergegas turun karena mereka ketakutan. Tapi perempuan belakang sopir itu tampaknya seperti kesetanan, dia kembali berdiri seakan tidak merasakan sakit sama sekali. Ya..Alloh batinku menangis melihat bagaimana teganya seorang laki-laki terhadap seorang perempuan. Perempuan dibelakang sopir itu terus berteriak-teriak sanbil berkata," Turun kau, pencuri suami orang, kau ambil suamiku." Dia terus menunjuk-nunjuk perempuan yang duduk disamping sopir tadi. Perempuan disamping sopir tetap bungkam didalam mobil, mungkin dia ketakutan juga. Aku hanya berani melihat dari jauh dan tak berani mendekat.

Karena suasana sudah semakin rumit dan orang semakin banyak berkerumun, tidak lama kemudian datanglah polisi melerai perkelahian dan membawa mereka bertiga ke kantor polisi. Akupun tak tahu lagi apa yang harus aku lakukan karena jangankan terlambat, aku sudah sangat terlambat. Keinginan untuk bersegera pergi bekerja malah aku menjadi terlambat. Aku belum bisa untuk beranjak dari tempat kejadian karena lututku masih gemetar, tubuhku masih lemas, orang-orang yang tidak tahu kejadian bertanya terus kepadaku. Aku jawab tidak tahu apa masalahnya.

Sampai beberapa menit aku baru mendapat kabar bahwa kedua perempuan itu adalah istri sang sopir, tapi tampaknya perempuan yang duduk dibelakang sopir itu adalah istri tuanya dan perempuan yang duduk disamping sopir adalah istri mudanya.

Melihat kejadian ini aku teringat akan peringatan Alloh dalam Al-Qur'an :

..........maka nikahilah perempuan ( lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil maka (nikahilah ) seorang saja, atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim. ( Q.S. An-Nisa', 4 : 4 )

" makonyo banyak jolah bini ( makanya banyak jugalah istri )," ujar orang disampingku sambil tertawa bersama-sama melihat kejadian itu. Sebenarnya kejadian itu tidak akan terjadi kalau seandainya seorang suami dapat berlaku adil terhadap istri-istrinya. Akupun segera menunggu mobil untuk pergi kerja. Dan memang aku benar-benar terlambat. Oh my God.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantab cerpennya bu. Salam sehat dan sukses selalu

18 Mar
Balas

Terima kasih. Aamiin

18 Mar



search

New Post