Bunga Makhluk Hidup Juga

Dunia ini tercipta memiliki banyak musim, ada musim panas, ada musim dingin, ada musim hujan, ada musim salju, dan banyak lagi musim yang lainnya. Oya ada satu lagi musim yang sedang digandrungi oleh emak-emak sekarang yaitu musim bunga. Entah siapa yang memulainya tiba-tiba saja emak-emak banyak berkerumun untuk membeli bunga (tak ingat kali dengan pesan ibu.......he...he...he, jaga jarak mak..) Tak tanggung- tanggung mereka rela merogeh kocek lebih dalam hanya demi membeli sekuntum bunga? Wow amazing kan?.

Mengenai cerita bunga ada sebuah cerita yang membuat aku tertawa sendiri bila mengingatnya. Teman seprofesiku memiliki hobi baru, maklum emak-emak zaman now, dia juga kegandrungan bunga. Bahkan dia rela mengeluarkan uang jutaan hanya untuk membeli bunga. Bahkan dia hafal nama-nama bunga. Katanya ada bunga adenium, aglaonema, anthurium, begonia dan banyak lagi nama bunga yang lain tapi aku tidak mau dengar lagi ceritanya karena aku tidak begitu hobi menanam bunga, sehingga ketika dia bercerita tentang bunga aku manggut-manggut saja sambil aku teruskan pekerjaanku.

Pada suatu hari aku mendengar kabar bahwa temanku sipecinta bunga marah-marah. Rupanya dia kehilangan bunga yang dibelinya seharga ratusan ribu. Sepanjang hari dia terus bercerita tentang kehilangan bunganya yang cantik, yang mahal dibelinya. Besoknya aku kira dia kapok untuk membeli bunga, rupanya tidak. Bahkan dia kembali membeli bunga dengan harga ratusan ribu. Wah aku pikir ini orang sudah kecanduan bunga nih. Dia tak henti-hentinya membicarakan bunga. Mungkin kalau dia tidur mimpinya bunga kali ya..,( mimpi itukan bunga tidur, hee...hee..hee).

Pada suatu kesempatan kepala kami mengajak pergi refresing karena sudah lama kami tidak refresing. Buk kepala mengajak ke Bukittinggi saja sambil shopping katanya. Kamipun berangkat. Hampir tiba di Bukittinggi kami melihat penjual bunga sepanjang jalan. Temanku itu matanya terbelalak ( bukan terkejut lo.. ), tapi melihat bunga yang cantik-cantik. Sayapun tersenyum dan teringat serial anak-anak Upin dan Ipin yaitu ketika Meymey berkat" Saya suka, saya sukaa,"

Benar saja sepanjang jalan ke Bukittinggi itu ceritanya tentang bunga yang cantik-cantik tadi.

Selesai kami refresing dan shopping kamipun beranjak pulang. Ketika melewati tempat penjualan bunga tadi, temanku sipecinta bunga meminta kami untuk singgah di tempat para penjual bunga tersebut. Tak satupun kami yang turun dari mobil kecuali dia dan buk kepala yang juga ingin membeli bunga tapi tidak maniak seperti temanku sipecinta bunga. Tak berapa lama buk kepala sudah membawa bunga yang harganya hanya puluhan ribu, tapi mana temanku tadi? Oo rupanya dia masih menawar harga bunga yang diinginkannya.

Benar saja dengan gembiranya dia membawa bunga yang disukainya. Teman-teman bertanya berapa dia beli bunga itu, dijawabnya," hanya 350 ribu," Teman-teman hanya dapat bergumam dan nyeletuk," beli bunga kenapa harus semahal itu, kalau kita tidak pandai merawatnya bunga itu akan mati,"ujar mereka. Tapi temanku sipecinta bunga tidak peduli karena dia sangat gembira. Sampai suatu hari cerita tentang bunga tidak begitu menggebu lagi. Ketika teman-teman bertanya tentang bunga dia menjawab," bunga yang dibeli 350 ribu itu sudah mati." Dan hari-hari selanjutnya tidak ada lagi cerita tentang bunga. Akupun mendatanginya dan aku katakan," Buk, bunga makhluk hidup juga, kalau kita tidak pandai merawatnya dia akan mati." Diapun tersenyum. Tak ada cerita bunga seiring habisnya demam bunga.