Jangan Biarkan Berdebu
Lembar demi lembar
tertuang dalam kalimat yang bermakna,
menunggu untuk dibuka.
Duhai tunas bangsa,
begitu banyak guna siap dipetik
dalam barisan kitab tersaji.
Dari lembar kitab, ragamu dapat berkelana
menjelajah ke segala penjuru.
Dari lembar kitab, mata hatimu melihat
segala anugerah Tuhan.
Dari lembar kitab, ilmumu berkembang.
Buana siap kau genggam.
Dari lembar kitab, langkah kakimu
semakin pasti meraih masa depan.
Jangan biarkan kitab itu berselimut lebu.
Jangan biarkan kitab itu menunggu kesepian.
Mari jadikan ia teman dalam keseharian.
Bandarlampung, 25022021
Biodata
Eva Sadestina,S.Pd., lahir di Tanjungkarang, 01 Desember 1972. Saat ini bertugas di SMA Negeri 10 bandarlampung. Email [email protected], WA 085378872128

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren Bu Eva, tapi maaf kayaknya ada typo ya, jangan berselimut lebu maksudnya jangan berselimut debu ya?
Lebu bahasa lain dari debu..Bu Irma
Puisi yang keren.
Sip keren mam