67.RANTAI KEHIDUPAN
Hari ini, lagi-lagi harus ke pasar membeli kebutuhan pangan yang sudah kosong di lemari es. Harga kebutuhan tidak banyak yang berubah, malah harga ikan dan daging ayam lumayan murah. "Tak laku lagi dekke(ikan), murah ayam sekarang." ucap seorang pedagang sayur kudengar. " Gimana lagi nggak murah, nggak ada yang beli ayam lagi sekarang, biasanya rumah makan yang membeli banyak." timpal temannya sesama pedagang.
Banyak kedai makan yang tutup, tak ada yang membeli ayam dalam jumlah besar dari peternak, akhirnya harga ayam merosot dan konsumen rumah tangga memanfaatkan momen harga, sehingga mereka pun beralih membeli daging ayam daripada ikan. Akhirnya si ikan pun tak laku dan pedagang membanting harga, imbasnya nelayan tak lagi bisa menutupi biaya operasional kapalnya. Begitulah kira-kira gambaran sederhana rantai kehidupan. Bagaimana perekonomian itu punya kaitan yang saling dukung satu dengan yang lain.
Situasi "dirumah saja" ini begitu membuka mata, bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia butuh manusia lain untuk memenuhi kebutuhannya. Karena kita memang tercipta dengan keterbatasan. Keadaan wabah yang belum berhenti ini membutuhkan manusia harus saling menopang agar rantai kehidupan kita tak akan pernah putus.
******
Tebing Tinggi, 04-04-2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar