Ahad pertama pada November ini, mentari pagi menampakkan senyumnya di ufuk timur. Sinar kuning keemasan berkilauan bagai mutiara menari-nari di atas samudera Hindia. Sungguh pemandangan yang memanjakan mata bagi penikmat sunrise.

Sayangnya, keindahan ini hanya disuguhkan beberapa menit saja. Dihalau gerombolan awan hitam yang berarak seperti pasukan yang ingin menyerang kemarau berkepanjangan. Menampakkan wajah suram seolah menakuti insan yang sedang bersuka cita bercengkerama dengan halusnya pasir putih di pantai. Ditambah panasnya udara yang membuat badan berkeringat. Mungkinkah ini awal yang baik bagi yang merindukan tetesan hujan?

Satu demi satu titik-titik rinai membuncah dari langit. Aroma tanah yang sudah mengeras dan terbelah membawa keharuman khas yang membawa memory ini ke masa silam. Masa-masa indah saat bermain di bawah tumpahan air hujan bersama teman sekolah. Saat itu yang tampak hanya senyum dan tawa riang.

Sambil memandangi daun yang mulai basah oleh tetesan hujan, kupanjatkan doa dan harapan kepada sang Maha Pemberi Rizki agar hujan ini membawa berkah bukan bencana, menghidupkan kembali tanaman yang sempat layu, dan memberi kekuatan bagi bunga yang tertunda merekah.

Awal November yang indah. Semoga hari-hari indah akan mengiringi langkah ini menuju esok yang akan indah pada waktunya.

Pangandaran, 5 November 2023